Dalam suatu wawancara, Ziyech sempat berbicara mengenai masa sulit bersama orang tuanya. Saat baru pindah dari Maroko ke Belanda, kehidupannya tak mudah. Ayahnya meninggal dunia saat Ziyech masih berusia 10 tahun.
"Ibu saya tidak hidup dengan mudah. Dia baru berusia 18 tahun saat datang ke Belanda. Ayah saya berada di sini selama beberapa tahun dan ibu harus belajar bahasa di sini. Dia juga harus bekerja keras untuk membantu ayah saya," kata Ziyech dilansir Mirror.
"Hidup begitu sulit untuk kami. Ibu saya membesarkan sembilan anak dan itu tak mudah," tegasnya.
Kehilangan sang ayah menjadi hal tersulit bagi Ziyech. Namun, dia terus mengejar mimpinya sebagai pesepakbola profesional.
"Saya tak perlu pelatih mental untuk tetap kuat. Kehilangan sosok ayah adalah hal terburuk untuk seorang anak laki-laki. Segala sesuatu yang terjadi selanjutnya dalam hidup adalah relatif," ucapnya.
Di saat sulit, Ziyech tak pernah meninggalkan ajaran agamanya sebagai tiang keluarga. Salah satu buktinya dengan menjalankan puasa di bulan Ramadhan ketika tim yang dibelanya menghadapi jadwal padat.
Kurt Zouma
Pemain Muslim taat lainnya di Chelsea adalah Kurt Zouma.
Zouma telah mencatatkan 147 penampilan dengan 38 clean sheet sebagai bek The Blues. Pemain Chelsea itu sudah mencetak 10 gol dan memberikan 6 assist meski ia adalah seorang pemain bertahan.
Dengan kontribusinya terhadap kesuksesan Chelsea di Inggris, Zouma telah memenangkan 2 gelar EPL bersama Chelsea. Dia mendapatkan gelar pertama selama musim 2014/15 dan dia dinobatkan lagi selama musim EPL 2016/17.
Zouma adalah seorang Muslim yang sangat taat dan pada 2019 dia pergi ke Mekah di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji bersama pemain Manchester United, Paul Pogba.