Mohon tunggu...
Willem Hans Wakim
Willem Hans Wakim Mohon Tunggu... -

nguli

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Tampak

16 Februari 2011   17:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tampak tegar

Tapi,

Sesungguhnya rapuh, ringkih, dan cengeng

Mudah meneteskan air mata

Tatkala mendengar lagu yang menyentuh

Membaca kisah yang memilukan dan menyentuh

Mendengar kisan orang-orang yang menginspirasikan ataupun yang memilukan

Aku tampak dewasa

Tapi,

Sesungguhnya aku ingin bebas merajuk

Seperti seorang anak yang merajuk pada ibunya

Di pangkuan seseorang yang bisa memberiku kasih sayang dan cinta

Aku tampak bijak

Tapi,

Sesungguhnya aku sesekali berbuat tak keruan

Dan kecerdikanku menjadi kelicikan demi meraih yang kuingini

Yang kuperhatikan adalah egoku

Aku tampak penyabar

Tapi,

Sesungguhnya terkadang hatiku dan jiwaku ingin berontak

Mengalir mengikuti aliran darah yang berdesir

Dalam emosi yang kadang tak terbendung

Aku ingin meluapkan amarahku yang sepuas-puasnya

Aku tampak manis

Dalam sikap dan perkataanku

Tapi,

Sesungguhnya terkadang aku ingin berkata-kata dalam bahasa yang saru

Ingin memuntahkan kata-kata yang mengganjal pikiranku

Dalam sebuah kebebasan yang tak dikekang apa pun

Aku ingin bebas berekspresi

Aku tampak seorang pendengar yang baik

Tapi,

Sesungguhnya terkadang aku merasa bosan menjadi pendengar

Dan tak ingin mendengarkan

Namun tak ingin juga menjadi yang didengarkan

Aku hanya ingin berada dalam diam, kesenyapan sesaat

Aku tampak,

Tapi …

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun