Mohon tunggu...
Willdan AmzamStiawan
Willdan AmzamStiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UIN Walisongo

Rahasia kesuksesan adalah mengetahui apa yang orang lain tidak ketahui.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Game Online terhadap Perkembangan Remaja

20 April 2021   21:05 Diperbarui: 20 April 2021   21:13 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan :

Masa remaja bisa dibilang masa peralihan, peralihan disini bukan berarti berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap beriutnya. Usia remaja adalah usia paling kritis dalam kehidupan seseorang dan juga merupakan usia peralihan dari masa kanak - kanak menuju masa remaja. Remaja juga baru mengenal mana yang benar dan mana yang salah, mengenal lawan jenis, memiliki perasaan suka terhadap lawan jenis, dan mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya sendiri, yang akan menentukan tujuan hidupnya kelak.

Kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang sangat pesat pada saat ini memberikan dampak besar bagi kehidupan manusia. Menurut Oblinger & Oblinger (2005) remaja saat ini dapat disebut generasi post-millenials. Salah satu cirinya yaitu tumbuh dengan teknologi yang sangat mudah untuk diaksesnya, sehingga hal tersebut membuat remaja saat ini dapat juga dikatakan sebagai generasi yang paling memahami teknologi (Novrialdy, Nirwana, & Ahmad, 2019). Melalui internet apapun bisa didapatkan, apapun bisa di akses secara bebas seperti teknologi, informasi, dan komunikasi. Tetapi tidak hanya itu, internet juga menyediakan berbagai macam hiburan seperti yang lagi banyak diminati pada saat ini yaitu game online.

Game sendiri memiliki sifat adiktif atau candu yang dapat berpengaruh terhadap psikolog seorang remaja. Permasalahan yang terkait dengan penggunaan game online telah mendapat banyak perhatian dari masyarakat luas. Game online adalah permainan yang dapat dimainkan oleh banyak orang pada waktu bersamaan melalui jaringan internet (Adams, 2013). Sejak kemunculannya game online menjadi sangat populer dan mudah untuk diakses. Game online dapat dimainkan di berbagai platform, seperti komputer pribadi (PC), konsol game (alat khusus untuk bermain game) dan smartphone (Kiraly, Nagygyrgy, Griffiths, & Demetrovics, 2014). Saat ini, game online seperti Mobile Legend (ML), Arena of Valor (AoV), Clash of Clans (CoC), Fortnite, Dota 2 dan Player Unknown's Battle Ground (PUBG) merupakan salah satu kegiatan rekreasi yang paling luas terlepas dari budaya, usia, dan jenis kelamin.

Bermain game online mempunyai dampak negatif dan juga dampak positif, hal tersebut bergantung pada orang yang bermain game itu sendiri. Jika seseorang telalu sering bermain game seperti yang sedang marak pada saat ini yaitu ketika seseorang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game daripada aktifitas lainya maka tentu saja itu menimbulkan dampak buruk. Apalagi belakangan ini lagi viral berita mengenai seorang anak yang terkena mental karena terlalu sering bermain game. Terlepas dari berbagai macam dampak negatif tersebut ada juga dampak positifnya yaitu anak dapat memiliki banyak teman sehingga anak dapat berkomunikasi dan berinteraksi yang berguna untuk menambah wawasan. Maka pembahasan ini sangat menarik dibahas mengenai pengaruhnya dan dampak positif maupun negatifnya.

Pembahasan :

Dalam Aisya (2012) permainan game merujuk pada pengertian sebagai kelincahan intelektual (intelectual playability). Sementara kata game bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi ppermainannya. Ada target-target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual, pada tingkat tertentu merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal. Games online merupakan permainan yang menarik dan membuat orang kecanduan dimana banyak orang seperti halnya orang merokok. Semuanya dapat berdampak buruk bagi anak, sekolah, keluarga dan lingkungan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Febriana (2012) yang menyatakan bahwa faktor yang mendoronga mahasiswa menjadi kecanduan bermain game online yaitu faktor teman sebaya, jenis game online yang dimainkan, faktor banyaknya waktu luang yang dimiliki, faktor kurangnya pengawasan dari orangtua, faktor kondisi ekonomi gamers itu sendiri dan kebijakan pengelola game centre.

Secara tidak langsung dampak dari game online yang dilakukan oleh seseorang dengan intensitas tertentu, game dapat mempengaruhi mental seorang anak terutama persepsinya atau adaptasinya terhadap lingkungan. Misal anak mulai berkata kasar, berperilaku agresif, pandangan tentang realita sosial meniru karatker yang ada pada game misal game yang dimainkan adalah game perkelahian maka anak akan bersifat kasar dan suka berkelahi. Hal ini tidak lain karena dalam psikologi pembelajaran ataupun psikologi perkembangan masa remaja dalam hal ini masih di kategorikan dalam tahap melakukan imitasi atau peniruan.

Kardefelt-Winther (2017) menjelaskan bahwa pada awalnya kecanduan hanya berkaitan dengan zat adiktif (contohnya alkohol, tembakau, dan obat-obatan terlarang) yang masuk melewati darah dan menuju ke otak dan dapat merubah komposisi kimia otak. Namun, saat ini konsep kecanduan telah berkembang (Alexander, 2010; Peele, 2004). Istilah kecanduan berkembang seiring dengan perkembangan kehidupan masyarakat, sehingga istilah kecanduan tidak hanya melekat pada obat-obatan tetapi dapat juga melekat pada kegiatan atau suatu hal tertentu yang dapat membuat seseorang ketergantungan, baik secara fisik atau psikologis. Banyaknya remaja yang menjadi pecandu game online kini semakin memprihatinkan, tentu saja hal tersebut berdampak pada perkembangan remaja itu sendiri.

Adapun dampak kecanduan game online yaitu: kurangnya rasa peduli terhadap kegiatan sosial yang ada dalam lingkungan sekitar, Tidak bisa mengontrol waktu bermain yang digunakan, menurunnya prestasi akademik, terganggunya relasi sosial, finansial dan kesehatan psikologis pada remaja, bahkan sampai ada yang terkena mental karena terlalu sering bermain game online. Ghuman & Griffiths (dalam Eryzal ,2019). Penggunaan waktu yang berlebihan dalam game online membuat terganggunya kegiatan sosial dikehidupan sehari-hari. Dampak dari game online ini secara nyata mengubah prioritas anak dan menghasilkan minat  yang sangat rendah terhadap sesuatu apabila tidak terkait game online. (King & Delfabbro dalam Eryzal, 2019). Hal ini mengakibatkan anak mengabaikan perannya dalam dunia nyata karena asik dan disibukkan dengan main game online yang dimainkan.

Selain itu, terdapat lima dampak yang ditimbulkan dari game online tersebut. Pertama, Aspek kesehatan yang mana kecanduan game online ini mengakibatkan kesehatan anak menurun. Seorang anak yang kecanduan game online akan memiliki daya tahan tubuh yang lemah akibat kurangnya aktivitas fisik, kurangnya waktu tidur, dan sering terlambat makan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun