Kompasiana bukan sekadar blog, tapi arsip digital bangsa. Ada tulisan politik, pendidikan, budaya, sampai cerita horor. Itu semua tersimpan rapi berkat kerja admin dan pengelola. Mereka adalah kurator literasi digital.
Kalau kurator museum digaji tinggi hanya untuk menjaga keris dan arca, maka kurator Kompasiana seharusnya lebih tinggi lagi. Karena yang mereka jaga bukan hanya benda mati, tapi tulisan hidup yang bisa bikin pembacanya tersenyum, menangis, bahkan marah-marah.
Keenam. Investasi Literasi
Naiknya gaji admin bukan cuma soal kasihan. Ini investasi. Admin yang bahagia akan lebih cepat memeriksa tulisan, lebih telaten mengatur tampilan, dan lebih ramah menjawab pertanyaan penulis.
Kita penulis pun ikut senang. Tulisan cepat terbit, komentar lebih tertib, dan Kompasiana jadi rumah yang nyaman. Jadi kalau ada yang bilang "ngapain naikin gaji admin?", jawab saja: "Itu demi kenyamanan kita sendiri, Bro!"
Ketujuh. Usul Konkret: Naik 300%
Supaya tidak sekadar jadi obrolan warung kopi, saya usul konkret: naikkan gaji admin dan pengelola Kompasiana 300%. Kenapa 300%? Karena 100% terlalu biasa, 200% nanggung, 300% baru bikin heboh.
Kalau ada yang bilang keberatan, saya bisa tanya balik: "Mau bayar berapa kalau harus punya admin pribadi untuk urus tulisan kita?" Pasti lebih mahal. Jadi sebenarnya menaikkan gaji admin Kompasiana itu solusi hemat.
Penutup dan Kesimpulan Omjay
Sebagai guru, saya tahu betul: murid sering lupa berterima kasih pada guru piket, padahal tanpa mereka kelas bisa kacau.Â
Begitu juga penulis Kompasiana: sering lupa pada admin dan pengelola. Kita sibuk menulis, lalu senang kalau tulisan tayang, tapi jarang mendoakan apalagi mendukung kesejahteraan mereka.