Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sebaiknya Gaji Admin dan Pengelola Kompasiana Naik

30 Agustus 2025   09:03 Diperbarui: 30 Agustus 2025   09:03 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau malaikat saja tidak digaji, setidaknya admin Kompasiana layak digaji lebih tinggi. Minimal dengan tunjangan "Sabar Membaca Tulisan Absurd."

Kedua. Pengelola Itu Pemadam Kebakaran Digital

Pernah ada tulisan yang bikin ribut karena terlalu frontal? Atau judulnya sengaja memancing kemarahan? Nah, saat kita sibuk berdebat di kolom komentar, pengelola Kompasiana sedang jadi pemadam kebakaran. Mereka harus sigap menyiram api pakai air moderasi.

Saya sering membayangkan: kalau gaji mereka kecil, jangan-jangan air pemadamnya tinggal setetes. Bisa-bisa bukan memadamkan api, malah makin menyulut. Maka wajar dong kalau gaji pengelola dinaikkan, biar kebakaran digital cepat padam.

Ketiga. Jadi Psikolog Gratisan

Salah satu fenomena di Kompasiana: banyak penulis curhat. Dari gagal nikah, ditinggal pacar, sampai digusur kontrakan. Semua ditulis dengan penuh emosi. Dan siapa yang pertama kali membacanya? Lagi-lagi admin.

Mereka ibarat psikolog yang duduk manis mendengarkan klien. Bedanya, mereka tidak dibayar ratusan ribu per jam. Justru merekalah yang sering sakit kepala karena curhatan tidak berkesudahan. Kalau begitu, bukankah sudah pantas gajinya naik?

Keempat. Bayangkan Kalau Mereka Mogok

Coba bayangkan seandainya admin dan pengelola mogok kerja. Wah, Kompasiana langsung chaos. Judul artikel bisa seenaknya: "Tips Jadi Presiden dalam 24 Jam" atau "Cara Kaya dengan Modal Kentang Rebus." Komentar pun bisa penuh makian dan kata-kata kasar.

Kalau sudah begitu, siapa yang rugi? Kita semua, para penulis. Maka, cara paling aman agar mereka tidak mogok ya cuma satu: naikkan gaji. Sesederhana itu.

Kelima. Penjaga Peradaban Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun