Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gelar Tinggi Tak Menjamin Gaji Tinggi Bila Tidak Disertai Kreativitas dan Inovasi

28 Agustus 2025   08:24 Diperbarui: 29 Agustus 2025   03:35 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omjay dkk ketika di wisuda/dokpri

Guru bergelar doktor tetap saja berdiri di depan kelas dengan status dan gaji yang tidak jauh berbeda dengan rekan-rekan mereka yang bergelar sarjana muda. Inilah kenyataan hidup yang harus dijalani dengan senyuman pengabdian.

Padahal, jika logika sederhana kita gunakan: semakin tinggi ilmu seseorang, semakin besar pula seharusnya ruang untuk mengabdi dan diberdayakan. Sayangnya, logika itu tidak berlaku di banyak sekolah negeri maupun swasta.

Omjay dan Prof Soyan almarhum/dokpri
Omjay dan Prof Soyan almarhum/dokpri

Indonesia dan Tantangan Menghargai Ilmu

Jika kita jujur, bangsa ini belum sepenuhnya memberikan tempat yang layak bagi orang berpendidikan tinggi. Gelar akademik sering hanya dilihat sebagai formalitas, bukan sebagai investasi negara dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Contoh paling nyata ada di bidang pendidikan. Guru cukup diwajibkan S1. Untuk naik pangkat, syarat administratif lebih diutamakan ketimbang kualitas akademik. 

Seorang guru lulus jenjang doktor S3 tetap saja berada di level yang sama dengan guru S1. Tidak ada perlakuan khusus, tidak ada ruang lebih luas untuk mengembangkan diri. Kecuali, guru tersebut mampu melakukan inovasi dan pengembangan diri serta kreatif.

Bandingkan dengan dunia akademik di perguruan tinggi. Seorang dosen yang meraih gelar doktor memiliki jalan lebih lapang untuk melangkah ke jabatan fungsional lebih tinggi, bahkan hingga mencapai profesor. 

Di sana, pendidikan tinggi dihargai dan diberi ruang untuk tumbuh. Guru besar dapat diraih bila sang dosen rajin meneliti dan membuat karya tulis ilmiah yang terindeks scopus dan jurnal internasional lainnya.

Mungkin inilah sebabnya banyak guru yang akhirnya memilih "menyebrang" menjadi dosen. Jalan menjadi guru besar terbuka, meski tentu saja tidak semua orang memiliki kesempatan atau keberuntungan ke arah itu.

Ironi Sosial: DPR vs Guru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun