Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Siapa membantu guru agar menjadi pribadi yang profesional dan dapat dipercaya. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Dunia Tanpa Otak Dimana Manusia Semakin Culas dan Tidak Cerdas Serta Tak Punya Rasa Malu

11 Juni 2025   23:05 Diperbarui: 11 Juni 2025   23:05 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omjay guru blogger Indonesia/dokpri

Ketika otak tidak digunakan untuk berpikir jernih, maka yang mengambil alih adalah naluri rendah: keserakahan, kebencian, dan kelicikan. Culas menjadi norma baru. Kita lihat di berbagai sektor kehidupan: dari pejabat yang korup, pengusaha yang curang, hingga masyarakat yang rela mengorbankan kejujuran demi keuntungan sesaat.

Contohnya mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Di jalan raya, pengendara saling serobot, tidak peduli keselamatan orang lain. Di media sosial, netizen saling menghujat tanpa tahu kebenaran. Di lembaga-lembaga publik, banyak yang lebih sibuk membangun pencitraan daripada menyelesaikan masalah rakyat.

Ketika otak tidak digunakan untuk merawat nilai-nilai kemanusiaan, maka yang tersisa hanyalah manusia dengan tubuh, tetapi tanpa nurani. Inilah ancaman nyata yang sedang kita hadapi. Kita sedang mengalami degradasi intelektual sekaligus moral.

Pendidikan yang Kehilangan Tujuan

Salah satu akar dari persoalan ini adalah sistem pendidikan yang semakin kehilangan arah. Pendidikan kita terlalu berorientasi pada hasil ujian, ranking, dan sertifikat. Jarang sekali siswa didorong untuk bertanya "mengapa", atau diajak merenung tentang nilai dari apa yang mereka pelajari.

Di ruang kelas, siswa dijejali hafalan, bukan dilatih bernalar. Guru tertekan dengan administrasi, bukan diberdayakan untuk menginspirasi. Orang tua lebih bangga anaknya dapat nilai 100, daripada tahu anaknya jujur dan peduli pada sesama.

Padahal, pendidikan sejati bukan hanya tentang mencetak orang pintar, melainkan membentuk manusia yang berpikir dan berperilaku bijak. Jika pendidikan gagal menanamkan kebiasaan berpikir kritis dan etis, maka manusia akan tumbuh cerdas secara kognitif tetapi culas secara moral.

Solusi: Kembalikan Peran Otak Sebagai Pusat Kesadaran

Kita harus segera menyadari bahwa masa depan bangsa sangat bergantung pada bagaimana kita menghargai otak, dalam arti fungsi intelektual dan moralnya. Jangan biarkan teknologi membuat kita lupa berpikir. Jangan biarkan budaya instan menjauhkan kita dari refleksi dan kontemplasi.

Kita perlu menghidupkan kembali budaya membaca, menulis, dan berdiskusi. Bukan sekadar untuk mengejar gelar, tapi untuk mengasah otak dan menumbuhkan kesadaran. Kita harus mendidik anak-anak agar berani berpikir beda, mampu mengungkapkan pendapat dengan sopan, dan menghargai perbedaan.

Guru harus menjadi teladan berpikir kritis dan etis. Media harus menjadi ruang edukatif, bukan ajang sensasi. Pemerintah pun harus mendukung kebijakan yang mendorong tumbuhnya budaya intelektual di masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun