Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kasus Dedy Susanto, Kekerasan Seksual Berkedok Terapi Psikologi

21 Februari 2020   13:57 Diperbarui: 21 Februari 2020   14:08 4454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan dalam jerakan kekerasan seksual oleh lelaki. Sumber: unceasingwords.com

Disana hanya ada keterangan bahwa Dedy lulus sebagai Sarjana Ekonomi dari Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis pada 2006; lalu lulus sebagai Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM tahun 2009; dan lulus sebagai Doktor dari Universitas Persada Indonesia Yai pada tahun 2017. Anehnya, saat menjalanan kuliah S3 Psikologi di Universitas Persada Indonesia Yai, Dedy juga kuliah S1 Psikologi di kampus yang sama dan lulus pada 2017. 

Ya ampun, Dedy mengerjakan Skripsi dan Disertasi secara bersamaan? Trus di mana kita bisa menemukan jurnal internasional Dedy sebagai syarat kelulusan mahasiswa program Doktoral? 

Bikin terapi privat dengan modal 'trust' untuk melakukan kekersan seksual?
Bikin terapi privat dengan modal 'trust' untuk melakukan kekersan seksual?
Selain bekerja sebagai dosen, Dedy terlihat aktif sebagai motivator atau pembicara melalui training-psikoterapi menggunakan metode pemulihan jiwa. Ia juga kerap diundang ke sejumlah kampus untuk menjadi dosen tamu dan pembicara, bahkah sekelas acara Kick Andy. Pada 2015, Dedy pernah diundang sebagai tamu di acara Kick Andy dan disana ia menjelaskan tentang psikoterapi dengan metode pemulihan jiwa. 

Selanjutnya pada Mei 2017 misalnya, Dedy diundang untuk mengisi Kuliah Tamu bertema Psikologi Spiritual (spiritual wellness) oleh Universitas Ciputra. Kesibukan Dedy yang lain adalah membuat konten untuk channel Youtube Kuliah Psikologi miliknya. Aku pernah mencoba menonton beberapa videonya, dan malah pusing karena njlimet cara menjelaskannya. 

Dan yeah, Dedy pernah viral gara-gara mengomentari pernikanan Syahrini dan Reino Barrack pada 2019 silam, kemudian berseteru dengan Young Lex soal lagunya yang dianggap bisa berpengaruh buruk pada psikologis anak-anak dan remaja yang mendengarnya. 

MELAWAN DEDY SUSANTO BERSAMA REVINA VT

"The truth start with suspicion." Mungkin inilah kata yang paling tepat menggambarkan awal mula selebgram Revina VT berhasil membongkar kekerasan seksual yang dilakukan Dedy pada sejumlah klien perempuan yang mengikuti private therapy. Jadi, Dedy Susanto DM Revina untuk mengajak kolaborasi. 

Tapi, Revina yang Sarjana Hukum ini mencium sesuatu yang mencurigakan di feed Instagram Dedy, di mana Dedy menyatakan bahwa bipolar dan LGBT bisa disembuhkan dengan mengikuti terapi yang dilakukannya.

Padahal setahu Revina, Bipolar itu mental illness yang belum bisa disembuhkan melainkan hanya dikontrol. Sementara LGBT sendiri oleh WHO sudah dinyatakan bukan sebagai penyakit, melainkan orientasi seksual. 

Nah, penyakit mental dan penyakit fisik jelas beda cara menanganinya. Terlebih soal LGBT yang merupakan orientasi seksual. Jika pakar kesehatan dunia saja terbukti tidak mampu menyembuhkannya, masa iya Dedy bisa menyembuhkannya hanya dengan terapi yang dilakukan berjamaah pula macam muhasabah di SMA. 

Revina mencoba mengonfirmasi hal ini dengan menanyakan latar belakang pendidikan dan sertifikasi atas profesi Dedy. Bagaimana pun juga seseorang yang melakukan praktek hipnoterapi dan psikoterapi nggak bisa sembarangan, melainkan harus memiliki izin praktek resmi dari lembaga yang resmi juga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun