Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kasus Dedy Susanto, Kekerasan Seksual Berkedok Terapi Psikologi

21 Februari 2020   13:57 Diperbarui: 21 Februari 2020   14:08 4454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan dalam jerakan kekerasan seksual oleh lelaki. Sumber: unceasingwords.com

Sumber: Instagram/RevinaVT
Sumber: Instagram/RevinaVT
Karena Dedy tak kunjung menunjukkan bukti, Revina mulai 'ngoceh' di Insta Story yang akhirnya membawanya pada kenyataan mengejutkan: Revina menerima banyak DM dan email dari sejumlah korban kekerasan seksual Dedy saat melakukan terapi privat.

Mengetahui hal ini, Revina lantas mengonfirmasi ke Dedy apakah benar ia melakukan kekerasan seksual pada sejumlah kliennya dan Dedy malah menyatakan itu sebagai fitnah.

Dari sinilah, Revina mulai berpihak pada korban dan semakin intens menelusuri latar belakang Dedy karena menurutnya, seorang yang tidak memiliki izin praktek terapi psikologi sama saja dengan melakukan penipuan dan merusak nama baik para Psikolog resmi. 

Terlebih saat Revina membuktikan bahwa sertifikasi Dedy dikeluarkan olehsebuah perusahaan tabloid dan perusahaan itu angkat bicara dengan mengatakan bahwa lulusan sertfikasi dari lembaganya tidak diperkenankan membuka praktek terapi. Maka kasus ini menjadi viral dan Dedy dihabisi publik melalui hukuman sosial. Dedy diiris tipis-tipis dan kini semua orang memandangnya sebagai predator seks alias penjahat kelamin. 

Sumber: Instagram?RevinaVT
Sumber: Instagram?RevinaVT
Dedy kalang kabut dan panik. Ia mulai berkicau di Instagramnya melakukan pembelaan diri. Ia terus saja mengatakan bahwa dirinya difitnah. Ia terlihat sempat meminta tolong seseorang untuk mendapat back up dari pihak berwenang, namun seseorang itu menolak menolongnya karena katanya Dedy sudah lama dalam pengawasan polisi dan kasusnya akan booming. 

Tak habis usaha, Dedy terus menunjukkan bahwa dirinya difitnah dengan berbagai cara. Bahkan ada sedikit fans garis keras Dedy yang mengatakan bahwa Revina telah mematikan rezeki Dedy.


Perang terus berlanjut, dan kini sejumlah pihak berdiri di samping korban melawan Dedy. Terakhir, Dedy mengunggah video seorang perempuan di feed Instagramnya (sekarang sudah dihapus) yang menyatakan bahwa dirinya bukan korban Dedy. 

Namun, kemudian netizen menemukan fakta bahwa Dedy menggunakan video milik warga negara Thailand dan melakukan pengaturan suara sebagai bentuk penipuan kepada publik. Menghadapi para perempuan pemberani, Dedy is dead meat!

Revina dan masyarakat Indonesia tidak sedang mematikan rezeki Dey Susanto dan timnya. Namun, hanya sedang menuntut seorang kriminal untuk mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya, demi melindungi perempuan Indonesia dari kekerasan seksual, dan masyarakat Indonesia dari penipuan berkedok terapi psikologi. 

Hal ini sangat biasa dilakukan sebagaimana terhadap tindakan kriminal lain seperti korupsi, pembunuhan, perampokan, pembegalan, pencurian, dan sebagainya. Hal ini bukan pula sebagai ghibah alias menggunjingkan keburukan orang lain. Di zaman digital, media sosial merupakan alat yang powerful dalam melakukan apapun, termasuk mengungkap kejahatan. 

BENTUK-BENTUK KEKERASAN SEKSUAL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun