Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

#SheCreatesChange dan Cerita Cinta 21 Perempuan Muda untuk Indonesia

11 Desember 2019   15:43 Diperbarui: 12 Desember 2019   18:07 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi 24 Oktober 2019 aku menuju kantor change.org di Jakarta Selatan. Aku bertemu dengan Ilma, Mbak Ani, Bu Yuli, Dera, Camelia, Mbak Shobi, Mbak Prima, Jeanne, dan Nova.

Meski baru bertemu, kami semua nggak malu-malu untuk bersenda gurau dengan begitu ribut bahkan jajan gorengan. Jeanne yang mentraktir kami. Pagi itu kami sarapan gorengan dong dan aku melahap 3 buah tahu isi dengan sejumlah cabe rawit. 

Dalam obrolan ini terkuaklah sebuah fakta bahwa Mbak Shobi yang merupakan salah satu fasilitator dalam green camp ini bekerja di sebuah lembaga yang aku pernah datangi untuk wawancara kerja tapi pada akhirnya nggak lolos wkwkwkwk.

Btw, Mbak Shobi ini punya gelar Ph.D dari sebuah universitas di Amerika Serikat lho dan bikin aku ingin lanjut S3 juga. Bisa nggak yaaaaaa.

Singkat cerita tibalah kami di Cianjur, tepatnya di Wisma Saung Nini di kompleks Taman Bunga Nusantara. Pada saat inilah keGEERan kami dimulai karena satu persatu peserta disambut oleh panitia dengan prosesi pengalungan kain lurik di leher kami. Ya, macam tamu kenegaraan yang disambut sama kalung bunga gitu. Penting banget kan kami ini. 

Para panitia kompak mengenakan kaos merah dengan tulisan change.org berwarna putih di bagian dada. Mereka dandan cantik, rapi dan wangi dan siap melayani kami bagai tamu kehormatan dari negeri jauh eaaa.


Panitia yang menyambut kami waktu itu ada Mbak Desma, Kak Ori, Kak Dhenok, Kak Dora dan Kak Dian. Tidak lupa ada Photographer dan videographer yang mengabadikan langkah suci kami menuju tangga Wisma Saung Nini, yaitu Mas Yusa dan Mas Acu. Terima kasih ya.

Acara pembukaan dan perkenalan dimulai malam hari, karena peserta yang datang menggunakan pesawat trus nyambung naik bis datangnya telatttttt. Dalam sesi perkenalan ini kami diharuskan mengenal seorang peserta berikut siapa dia, asalnya dari mana, apa gerakan yang dia lakukan bagi masyarakat.

Waktu itu aku memperkenalkan Mira dari NTT. Peserta paling muda, bertubuh mungil dengan rambut hitam tebal sepunggung ini merupakan anak muda yang peduli isu lingkungan dan mengawal gerakan slow fashion. 

Gerakan ini merupakan perang terhadap fast fashion karena sampah fashion bisa mencemari lingkungan. Mira juga giat mempromosikan kehidupan zero waste untuk anak-anak dan remaja di daerahnya.

Aku masih ingat, saat seusia Mira aku belum mengerti soal isu perubahan iklim apalagi bergerak mempromosikan slow fashion dan zero waste. Di usia 30an inilah aku mulai menerapkan dan ikut dalam gerakan slow fashion meski sangat-sangat-sangat-sangat sulit, soalnya aku suka shopping baju, sepatu dan tas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun