Pemahaman yang dangkal terhadap esensi Pancasila juga menjadi tantangan. Dalam banyak kasus, nilai-nilai Pancasila hanya diajarkan sebagai hafalan tanpa memberikan pemahaman mendalam mengenai relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, filsafat pendidikan Pancasila tidak mampu memberikan dampak signifikan dalam membentuk karakter peserta didik.
3. Strategi Mengatasi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, beberapa strategi dapat diterapkan:
a. Integrasi Teknologi dengan Nilai-Nilai Pancasila
Penggunaan teknologi harus diarahkan untuk mendukung pengajaran nilai-nilai Pancasila. Misalnya, pengembangan aplikasi edukasi berbasis nilai-nilai Pancasila dapat menjadi media pembelajaran yang menarik dan relevan bagi generasi muda. Selain itu, kurikulum berbasis teknologi harus mencakup pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Pancasila.
b. Pendidikan Multikultural Berbasis Pancasila
Pendidikan multikultural harus dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulumnya. Hal ini dapat dilakukan melalui pengenalan nilai-nilai universal Pancasila seperti toleransi, keadilan, dan persatuan dalam konteks kehidupan multikultural. Pendekatan ini akan membantu peserta didik memahami pentingnya menjaga kerukunan dalam keberagaman.
c. Pelatihan bagi Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik memiliki peran sentral dalam implementasi filsafat pendidikan Pancasila. Oleh karena itu, pelatihan intensif dan berkelanjutan bagi pendidik perlu dilakukan. Pelatihan ini harus mencakup pengembangan metode pengajaran yang relevan dengan era digital dan masyarakat multikultural, seperti pembelajaran berbasis proyek dan studi kasus.
d. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal
Kolaborasi dengan komunitas lokal dapat memperkuat implementasi filsafat pendidikan Pancasila. Melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama dalam kegiatan pendidikan dapat menciptakan harmoni antara nilai-nilai lokal dan nilai-nilai nasional. Pendekatan ini juga dapat memperkuat rasa memiliki terhadap Pancasila di kalangan masyarakat.