Maya tak habis pikir mengapa cowok seperti Roni bisa berubah dari yang malas belajar menjadi seorang yang rajin belajar. Ada apa dengannya?
Hari ini seperti biasa, Maya dan Roni berangkat bersama-sama ke sekolah naik sepeda masing-masing. Mereka adalah tetangga dan bersahabat sejak kecil.
Maya dan Roni sangat berbeda karakternya. Maya seorang pelajar yang senang belajar, sedangkan Roni sangat anti belajar.
Tapi sejak beberapa hari lalu, mendadak Roni peduli sama pelajaran sekolah. Semua PR dikerjakannya. Tidak pernah seperti itu.
Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Maya memikirkan apa yang sedang terjadi dengan Roni. Roni benar-benar berubah, datang ke sekolah tepat waktu, tidak pernah bolos lagi.
"May, kita sudah sampai," suara Roni menyadarkan Maya dari lamunannya.
"Oh, ya?" hampir saja Maya kelewatan gerbang sekolahnya karena keasyikan melamun. Untunglah, jarak rumahnya dengan sekolah dekat dan masih pagi. Jalanan masih sepi. Kalau tidak, bisa-bisa dia menabrak atau di tabrak di perjalanan.
Setelah mereka memarkirkan sepeda di tempat parkir biasanya. Maya menarik tangan Roni ke bangku taman di belakang kelas mereka.
"Ada apa May?" Roni bertanya bingung.
"Aku yang seharusnya bertanya, ada apa dengan kamu? Beberapa hari ini kamu mendadak berubah menjadi anak baik-baik?"
"Baguslah kalau aku sudah jadi anak baik-baik. Kamu gak senang?"
"Gak, aku gak senang. Aneh," Maya mengajukan protes.
"Kenapa kamu bisa berubah begini Ron? Aku jadi risih," cerca Maya lagi.
"Mmh, semua karena aku mau kamu melirikku May. Aku suka kamu", Roni berkata pelan tapi terdengar jelas di telinga Maya.
Maya terkejut sesaat, lalu menarik napasnya.
"Tapi aku gak menyukaimu Ron."