Mohon tunggu...
Widodo Antonius
Widodo Antonius Mohon Tunggu... Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Hobi membaca menulis dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Generasi Stroberi Perlu Belajar Merasakan Pahit Getirnya Hidup

16 Oktober 2025   22:02 Diperbarui: 16 Oktober 2025   22:02 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Generasi Stroberi ( Sumber Olahan Chat GPT )

Jiwa yang Lelah Karena Tidak Pernah Terlatih

Generasi stroberi dibesarkan dalam dunia yang terlalu cepat memanjakan. Segala sesuatu tersedia instan: makanan, hiburan, bahkan solusi. Jiwa mereka tidak ditempa oleh kesabaran dan proses. Akibatnya, ketika hidup menuntut ketahanan---mereka kehilangan pegangan.

Kelelahan emosional ini bukan karena beban berat, melainkan karena tidak terbiasa memikul beban. Mereka tidak siap untuk gagal, tidak terbiasa kecewa, tidak mampu menerima kenyataan pahit. Padahal, justru di sanalah kekuatan manusia tumbuh.

Bunuh Diri Karakter

Ada bentuk lain dari bunuh diri yang tak kalah berbahaya: bunuh diri karakter. Ketika seseorang memilih jalan pintas untuk terlihat berhasil---menyontek, memanipulasi, berpura-pura---ia sejatinya telah mematikan integritasnya. Di era serba citra ini, kejujuran sering dianggap lambat, dan keaslian tampak kuno.

Padahal, karakter adalah akar yang menopang pohon kehidupan. Tanpa akar, batang rapuh, daun kering, dan bunga tak pernah mekar. Generasi stroberi perlu disadarkan bahwa karakter kuat tak lahir dari kemudahan, melainkan dari perjuangan dan kesetiaan pada nilai.

Bunuh Diri Hati Nurani

Lebih sunyi lagi adalah bunuh diri hati nurani. Ketika seseorang berhenti peduli, berhenti merasa bersalah, berhenti mendengar suara kecil yang menegur di dalam hati---itulah kematian batin yang sesungguhnya.

Hidup di tengah arus pragmatisme membuat generasi muda mudah kehilangan arah moral. Demi diterima lingkungan, mereka rela menutup telinga terhadap nurani. Padahal, di sanalah kompas kehidupan bekerja. Bila nurani mati, maka manusia berjalan tanpa arah di gurun modernitas yang kering makna.

Over Protective: Kasih yang Menyandera

Tak sedikit orang tua yang, dengan niat melindungi, justru membuat anak kehilangan daya juang. Semua kesulitan disingkirkan, semua masalah diselesaikan oleh orang tua. Akibatnya, anak tumbuh tanpa otot jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun