"Cat airku juga, sayang!"
Adu mulut terus berlangsung hingga seorang anak kecil yang sedang menjual tisu di lampu merah mendekat dan berkata lugu, "Kenapa nggak suit aja, Kak? Yang kalah yang salah."
Mereka saling pandang, lalu tertawa kecil. Ego mulai mencair.
"Aku Yayi," ucap perempuan itu, menjulurkan tangan. "Aktris. Kadang main sinetron, kadang layar lebar."
"Bona. Pelukis jalanan. Kadang jual lukisan, kadang dagang rayuan," katanya sambil mencium punggung tangan Yayi.
Matanya berkilat penuh siasat.
Kontrak Gila
Di sebuah kafe kecil tak jauh dari tempat insiden, mereka duduk berhadapan. Gelas kopi panas mengepul di antara mereka.
"Kamu cantik, tahu?" goda Bona, menatap Yayi tanpa berkedip.
Yayi mengangkat alis. "Dan kamu pandai memanfaatkan situasi."
"Boleh jadi. Tapi aku serius. Aku pengen lukis kamu. Bukan wajahmu aja. Tapi tubuhmu juga. Jujur."