Â
Pintu rumah terbuka perlahan setelah aku mengetuk.
Â
"Pak Widodo?" Sebuah suara lembut menyapaku. Di ambang pintu berdiri seorang wanita muda dengan senyum hangat yang sangat kukenal.
Â
"Christy?" tanyaku, meski tak perlu jawaban. Senyum itu masih sama. Matanya masih menyimpan semangat seorang anak yang dulu berdiri di depan panggung dengan penuh percaya diri.
Â
"Masuk, Pak. Ya ampun, saya senang sekali Bapak datang," katanya sambil mempersilakan aku duduk di ruang tamu. Di sudut ruangan, tergantung rapi sertifikat lomba menyanyi yang dulu kami perjuangkan bersama.
Â
Kami duduk, berbincang seperti kawan lama. Cerita tentang sekolah, tentang lomba dulu, tentang piano tua yang dulu kupakai mengiringi latihan kami. Aku ingat betul, lagu yang ia nyanyikan saat itu adalah "Cinta Mama". Lagu sederhana, tapi ketika keluar dari mulut Christy, jadi begitu menyentuh.
Â