Oleh: Widodo, S.Pd.
Â
Di Selat Bali yang muram dan pilu,
angin mengabarkan kisah yang sendu.
Kapal KMP Tunu Pratama,
telah pergi bersama sunyi,
meninggalkan jejak di lautan biru
dan luka di dada negeri.
Langit pun berkabung dalam kelam,
ombak berzikir dalam diam.
Tangis pecah di pelabuhan,
doa mengalir dari ribuan mulut,
membawa harap agar jiwa-jiwa yang hanyut
mendapat tempat di sisi Tuhan.
Ya Allah,
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
peluklah mereka dalam damai abadi,
hapuskan derita yang mereka alami.
Beri kekuatan pada keluarga yang menanti,
yang kehilangan dalam sepi tak terperi.
 Laut memang rumah bagi para pelaut,
tapi tak seorang pun ingin pulang
dengan nyawa tinggal nama.
Maka biarlah kami kenang
dengan puisi, doa, dan air mata---