Keesokan harinya laporan keuangan BOS telah selesai aku buat dengan sempurna. Sudah dijilid dengan amat rapi. Setelah diperiksa oleh suster kepala sekolah dan Bendahara BOS dari Dinas Pendidikan, laporan BOS sekolahku paling rapi dan tidak ada kesalaahan sedikutpun. Ini semua berkat Sari yang membantuku.
"Wah, selamat ya Pak Santo, laporan keuangan Bendahara BOS sekolah kita mendapat pujian dan penghargaan karena zero kesalahan." Kata suster kepala sekolah.
"Puji Syukur Sari, eh..Puji Syukur Tuhan.." kataku berlepotan dalam hati, karena ingat Sari.
" Terima kasih suster," jawabku dengan amat senang.
Kejadian lembur semalam tidak ada yang mengetahui. Bang Kodri pun tidak bercerita apa-apa ketika aku tanya.
"Bang Kodri, semalam aman ya tidak ada maling ?" tanyaku.
" Ya jelas aman kan ada saya Bang Kodri." Kata Bang Kodri setengah melambai.
Tapi dalam hati aku mulai seperti ada pencuri, tetapi bukan pencuri harta benda melainkan pencuri hatiku yaitu Sari yang hadir pada misteri malam. Percaya atau tidak di zaman modern ini masih ada kejadian misteri. Di antara gedung - gedung menjulang tinggi di pusat kota Jakarta. Di antara hingar bingar dan hiruk pikuk aktivitas manusia di zaman milenial dan gawai serta canggihnya teknologi. Ada dunia lain yang menghampiriku. Aku selalu menyimpan misteri ini. Aku ingat janjiku kepada Sari untuk tidak menceritakan kepada siapapun juga. Mungkin akan terjadi sesuatu yang membahayakan reputrasi sekolah jika kejadian ini aku ceritakan kepada salah seorang siapapun itu. Karena orang tua murid atau masyarakat akan menjadi takut untuk menyekolahkan anaknya di sekolahku ini jika mengatahui ada roh penunggu sekolah. Namun jika aku merahasiakan misteri malam itu, Sari akan selalu hadir.
Pada tri Wulan berikutnya aku lembur lagi.
"Tok,tok,tok!"
" Ya masuk " kataku di malam misteri.