Misteri Malam
Oleh: Widodo, S.Pd.
Namaku Susanto. Aku seorang guru SD Swasta di pusat kota Jakarta yang mempunyai tugas tambahan sebagai bendahara Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ). Tugas tambahan yang sangat dihindari oleh guru manapun di dunia ini. Aku pun melaksanakan tugas ini sebagai amanah karena memang jarang ada orang yang mau menggantikan. Sudah sepuluh tahun aku menjabat sebagai bendahara BOS.
Setiap tri wulan aku harus membuat laporan pertanggungjawaban, tanpa harus menunggu ada atau tidak adanya pemeriksaan dari Dinas Pendidikan Provinsi. Namun sering terjadi kepanikan manakala ada supervise mendadak ( sidak ) seperti pada hari ini ada berita besok ada supervisi. Mau tidak mau aku harus lembur mengerjakan laporan pertanggunjawaban BOS tri Wulan sebelumnya yang belum beres.
Hari ini hari Kamis malam Jumat Kliwon. Aku lembur di sekolah. Kepala sekolahku seorang suster hanya menemaniku sampai sore hari. Akhirnya aku sendirian di gedung sekolah yang megah. Ya gedung sekolah megah dengan jumlah murid sembilan ratusan. Maka tidak heran jika dana BOS dengan jumlah ratusan juta rupiah harus dibuat laporannya dengan memakan waktu dan konsentrasi dalam aktivitas yang namanya, " lembur."
"Pak Santo, harus kuat melek ya, laporan BOS besok pagi harus kelar," perintah suster kepala sekolah.
"Siap, suster, saya siap lembur." Jawabku dengan nada tetap semangat.
"Suster pamit pulang duluan ya, Pak Santo, ini ada Bang Kodri satpam baru di sekolah kita yang akan menemani Bapak." Kata suster seraya meninggalkan ruang bendahara BOS.
"Baik suter, "
"Selamat datang Bang Kodri, temani saya ya di malam hari ini." Kataku meminta.
"Siap Pak Santo, jika ada perlu apa - apa panggil saya, saya ada di pos satpam siaga sepanjang malam" Jawab Bang Kodri.
Aku mulai bekerja membuat laporan BOS dengan penuh semangat. Sarana pendukung tidak berkekurangan. Snack camilan, makanan, minuman, multivitamin, dan kopi malam siap menjadi supporter pergulatan kerja lemburku.
Tepat jam 12.00 WIB malam, pekerjaanku belum kelar juga. Suasana sudah amat sepi. Di keheningan sepinya malam seperti ini justru aku lebih produktif. Selain menjadi bendahara BOS aku juga sering membuat jurnal sukses untuk mengisi majalah on line di web sekolah. Ide dan gagasan justru jernih muncul di malam hari. Tugas laporan keuangan ini hanya butuh waktu saja, karena kabar mendadak akan ada supervisi mendadak besok pagi. Lamunanku ini tiba - tiba terhenti oleh adanya langkah kaki menuju ruanganku. Terus mengetuk pintu.
"Tok, tok, tok!"
" Bang Kodri ya...?" tanyaku
" Tok, tok, tok,!"
" Masuk !" pintaku.
" Tok, tok, tok !
Aku merasa kesal, lalu aku menuju pintu dan membuka pintu itu, ternyata tidak ada siapapun. Aku ingat pesan simbok di kampung.
" Jika kamu merasa ada roh yang mengganggu di suatu tempat, ajak saja berbicara baik-baik untuk hidup berdampingan dan tidak saling mengganggu," kata simbok di kampung.
" Tok, tok, tok!"
"Ya ini aku Pak Santo, jika ingin membantu boleh, asal jangan mengganggu ya, saya orang baik-baik yang siap menjadi teman siapapun." Kataku sambil berharap ada tanggapan.
Tiba-tiba bau aroma melati semerbak memenuhi ruangan Bendahara BOS tempatku lembur.
"Oh ini rupanya ada teman baru ya, boleh datang silahkan." Kataku tercekat ketakutan.
" Ini aku. Kenalkan namaku Sarinah, bisa dipanggil Sari, Â aku belum bisa berwujud sebelum jam dua dini hari."
"Oh ya,.. tidak apa-apa, tapi aku lagi bekerja, bantu aku ya, laporan keuangan BOS besok harus kelar."
Bau aroma melati semerbak kembali untuk kedua kalinya, tanda Sarinah datang pikirku. Aku menjadi kuat melek. Walaupun berselimut takut, namun jiwa ragaku justru menjadi kuat menyala seperti seseorang baru saja mendapatkan lotre atau menang undian berhadiah.
Bel satu kali berbunyi, tanda waktu pukul 01.00 dini hari. Tiba-tiba saja tanganku bergerak sendiri mengikuti pikiranku lebih cepat. Kursor di layer komputer bekerja dengan cepat. Klik klik klik. Sari membantuku rupanya. Tanpa wujud. Tapi kehadirannya menggerakkan tanganku ini.
"Sungguh aku ini Sari  tidak akan menakut-nakuti. Tapi kamu akan selalu mengenali aku dari aroma bunga melati, sebelum aku berwujud" bisiknya.
Perempuan bernama Sari ini muncul jam 02.00 WIB,  ketika malam sudah mulai senyap, ketika satpam sudah membunyikan bel dua kali. Perempuan itu cantik parasnya, gaunnya panjang berwarna putih, keluar masuk  menembus pintu kaca, kudukku meremang. Â
"Pak Santo orang yang baik, aku Sari  akan membantumu, namun Pak Santo harus berjanji untuk merahasiakan pertemuan kita ini ya, supaya sekolah ini tetap diminati banyak orang tua murid." Kata Sarinah tegas.
"Baik saya berjanji padamu Sari," jawabku.
Baru kali ini aku bisa berkenalan dengan roh misteri malam bernama Sari. Entah dari mana perempuan yang menjadi roh tak berwujud dan hanya berwujud pada pukul dua malam dini hari.
Keesokan harinya laporan keuangan BOS telah selesai aku buat dengan sempurna. Sudah dijilid dengan amat rapi. Setelah diperiksa oleh suster kepala sekolah dan Bendahara BOS dari Dinas Pendidikan, laporan BOS sekolahku paling rapi dan tidak ada kesalaahan sedikutpun. Ini semua berkat Sari yang membantuku.
"Wah, selamat ya Pak Santo, laporan keuangan Bendahara BOS sekolah kita mendapat pujian dan penghargaan karena zero kesalahan." Kata suster kepala sekolah.
"Puji Syukur Sari, eh..Puji Syukur Tuhan.." kataku berlepotan dalam hati, karena ingat Sari.
" Terima kasih suster," jawabku dengan amat senang.
Kejadian lembur semalam tidak ada yang mengetahui. Bang Kodri pun tidak bercerita apa-apa ketika aku tanya.
"Bang Kodri, semalam aman ya tidak ada maling ?" tanyaku.
" Ya jelas aman kan ada saya Bang Kodri." Kata Bang Kodri setengah melambai.
Tapi dalam hati aku mulai seperti ada pencuri, tetapi bukan pencuri harta benda melainkan pencuri hatiku yaitu Sari yang hadir pada misteri malam. Percaya atau tidak di zaman modern ini masih ada kejadian misteri. Di antara gedung - gedung menjulang tinggi di pusat kota Jakarta. Di antara hingar bingar dan hiruk pikuk aktivitas manusia di zaman milenial dan gawai serta canggihnya teknologi. Ada dunia lain yang menghampiriku. Aku selalu menyimpan misteri ini. Aku ingat janjiku kepada Sari untuk tidak menceritakan kepada siapapun juga. Mungkin akan terjadi sesuatu yang membahayakan reputrasi sekolah jika kejadian ini aku ceritakan kepada salah seorang siapapun itu. Karena orang tua murid atau masyarakat akan menjadi takut untuk menyekolahkan anaknya di sekolahku ini jika mengatahui ada roh penunggu sekolah. Namun jika aku merahasiakan misteri malam itu, Sari akan selalu hadir.
Pada tri Wulan berikutnya aku lembur lagi.
"Tok,tok,tok!"
" Ya masuk " kataku di malam misteri.
Aroma melati semerbak kembali memenuhi ruanganku, tanda Sari sudah hadir, seraya mengulang kata-kata sebelumnya seperti kata - kata mutiara. Â
"Sungguh aku ini Sari  tidak akan menakut-nakuti. Tapi kamu akan selalu mengenali aku dari aroma bunga melati, sebelum aku berwujud" bisiknya.
Perempuan bernama Sari ini muncul jam 02.00 WIB,  ketika malam sudah mulai senyap, ketika satpam sudah membunyikan bel dua kali. Perempuan itu cantik parasnya, gaunnya panjang berwarna putih, keluar masuk  menembus pintu kaca, kudukku meremang. Â
"Pak Santo orang yang baik, aku Sari  akan membantumu, namun Pak Santo harus berjanji untuk merahasiakan pertemuan kita ini ya, supaya sekolah ini tetap diminati banyak orang tua murid." Kata Sarinah tegas.
"Baik saya berjanji padamu Sari, aku berjanji dan percayalah padaku," jawabku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI