Tiba-tiba bau aroma melati semerbak memenuhi ruangan Bendahara BOS tempatku lembur.
"Oh ini rupanya ada teman baru ya, boleh datang silahkan." Kataku tercekat ketakutan.
" Ini aku. Kenalkan namaku Sarinah, bisa dipanggil Sari, Â aku belum bisa berwujud sebelum jam dua dini hari."
"Oh ya,.. tidak apa-apa, tapi aku lagi bekerja, bantu aku ya, laporan keuangan BOS besok harus kelar."
Bau aroma melati semerbak kembali untuk kedua kalinya, tanda Sarinah datang pikirku. Aku menjadi kuat melek. Walaupun berselimut takut, namun jiwa ragaku justru menjadi kuat menyala seperti seseorang baru saja mendapatkan lotre atau menang undian berhadiah.
Bel satu kali berbunyi, tanda waktu pukul 01.00 dini hari. Tiba-tiba saja tanganku bergerak sendiri mengikuti pikiranku lebih cepat. Kursor di layer komputer bekerja dengan cepat. Klik klik klik. Sari membantuku rupanya. Tanpa wujud. Tapi kehadirannya menggerakkan tanganku ini.
"Sungguh aku ini Sari  tidak akan menakut-nakuti. Tapi kamu akan selalu mengenali aku dari aroma bunga melati, sebelum aku berwujud" bisiknya.
Perempuan bernama Sari ini muncul jam 02.00 WIB,  ketika malam sudah mulai senyap, ketika satpam sudah membunyikan bel dua kali. Perempuan itu cantik parasnya, gaunnya panjang berwarna putih, keluar masuk  menembus pintu kaca, kudukku meremang. Â
"Pak Santo orang yang baik, aku Sari  akan membantumu, namun Pak Santo harus berjanji untuk merahasiakan pertemuan kita ini ya, supaya sekolah ini tetap diminati banyak orang tua murid." Kata Sarinah tegas.
"Baik saya berjanji padamu Sari," jawabku.
Baru kali ini aku bisa berkenalan dengan roh misteri malam bernama Sari. Entah dari mana perempuan yang menjadi roh tak berwujud dan hanya berwujud pada pukul dua malam dini hari.