Itu dilakukan tidak hanya untuk menjaga suhu sup agar tetap hangat (maklum saat itu sudah memasuki musim dingin), tapi juga agar kemasan terlihat sangat anggun.
Tuing! Tetiba bohlam di kepalaku menyala! Menciptakan sesuatu dari kertas timah! Apakah itu? Aku sendiri belum tahu! Hanya satu prioritas yang ada di benakku, membeli kertas timah sebelum pulang ke rumah!
Pada saat sedang membeli kertas timah, ada seorang ibu menuntun anak perempuannya yang menenteng tas kecil. Ingatanku kembali melayang ke masa kecil dulu.
Ibu tak pernah membelikan baju dan tas untukku karena semuanya dibuat sendiri oleh beliau. Ah; aku semakin rindu Ibu!
Tuing! Bohlam lampu dibenakku semakin terang. Ya, kali ini aku yakin aku akan membuat baju dari kertas timah!
Selesai makan malam, aku mulai membuat desain baju. Beberapa kali aku video call dengan ibu, meminta pendapatnya bagaimana cara mengukur badan dengan benar dan cara membuat pola.
Kenangan indah masa kecil dulu seperti terulang kembali. Saat dimana Ibu mengajariku cara membuat pola dan menjahit, bedanya interaksi dengan ibu kali ini adalah secara digital. Terima kasih Teknologi!
Gaun kertas timah itu akhirnya rampung, untuk memberi sedikit warna kutempelkan brosur dari produk baru pada bagian badan depan dan punggung belakang.
Taklupa kuberi sentuhan oriental pada gaun itu, keterangan detail dan juga masukan-masukan mengenai produk tersebut kucetak diatas kertas hijau (warna logo Perusahaan). Kertas-kertas hijau tersebut kubentuk seperti kipas dan kutempelkan pada kedua bahu, sedangkan kipas-kipas lainnya kusatukan hingga berbentuk lingkaran dan kutempel pada bagian belakang rok yang sengaja kubuat panjang menyentuh
Selepas acara, Talent Manager Perusahaan menghampiriku. Ia ingin mengikut sertakan hasil karyaku pada sebuah acara fashion show yang diadakan oleh Chambers of Commerce setempat.