Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Rinduku pada Ibu, Jadi Sebuah Karya yang Tidak Terduga

31 Mei 2021   02:49 Diperbarui: 31 Mei 2021   02:59 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku sedang berjalan menuju panggung (dokpri)

Untungnya, bakat kreativitas menurun kepadaku. Walau bukan kreativitas dalam merancang baju atau menciptakan sebuah makanan.

Hingga suatu ketika, di tahun sebelum pandemi tiba. Perusahaan tempatku bekerja di sini hendak bersiap-siap meluncurkan produk baru.

Namun sebelumnya, Perusahaan terlebih dahulu memperkenalkan produk tersebut secara internal melalui sebuah gathering  karyawan yang mana setiap kantor cabang harus membuat sebuah karya.

Apapun jenis karya tersebut harus dikoloborasikan dengan produk yang sebentar lagi akan diluncurkan.  

Di kantor cabang tempatku bekerja, setiap ada even yang menuntut kreativitas, mereka pasti menyerahkannya kepadaku. Aku sendiri lupa apa yang menyebabkan mereka begitu mempercayaiku dalam hal yang satu ini.

Kami hanya diberi waktu selama dua minggu. Mulanya aku akan menciptakan  lagu yang lirik-liriknya adalah tentang produk tersebut. Tapi kemudian aku ingat kalau aku pernah menciptakan lirik lagu yang dilombakan dalam acara "Summit" yang diadakan Perusahaan beberapa tahun lalu dan alhamdulillah menang.

Jadi aku pikir, aku ingin membuat sebuah karya yang berbeda kali ini, walau tidak tahu apa.

Seminggu hampir berlalu, aku masih belum menemukan ide. Orang-orang di kantorku hampir setiap hari menanyakan. Aku juga mendengar kalau kantor cabang lain banyak yang telah merampungkan idenya.

Beberapa cabang mempunyai ide yang sama. Ide mereka antara lain adalah lukisan, lagu, tarian, cerita dan puisi. Dalam hati aku berkata, aku ingin sesuatu yang berbeda.

Hingga suatu sore pulang kerja, tetiba aku kangen sayur asem buatan Ibu. Tidak ada restoran Indonesia yang dekat dengan tempat tinggalku, untuk pengobat rindu aku sempatkan mampir ke sebuah restoran Thailand dan memesan sup "Tom Yam". Bagiku rasa sup itu hampir mendekati rasa sayur asem buatan Ibu.

Sup pesanan untuk kubawa pulang ditaruh dalam sebuah mangkuk plastik lengkap dengan tutupnya kemudian dikemas lagi dengan menggunakan   aluminum foil atau kertas timah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun