Gaun kertas timah itu kubuat dengan ukuran badanku yang "petite" untuk ukuran orang di sini. Yang artinya hanya akulah yang bisa mengenakannya. Jadi otomatis akulah yang akan menjadi modelnya nanti.
Menjadi model dan berjalan di atas catwalk? Tak pernah sedikitpun terlintas dibenakku! Aku merasa terlalu tua, takut dan sungkan rasanya untuk berjalan berlenggak-lenggok.
Aku kemudian berpikir kalau tanganku dapat menggenggam sesuatu erat-erat mungkin akan membantu mengatasi ketakutan dan kesungkananku. Tapi apa kiranya yang mesti kugenggam?
Saat terpilih menjadi juara satu pada acara gathering, aku diberikan sebuah tongkat bertuliskan "Spirit of Recognition" jadi aku putuskan itu yang akan kugenggam nanti.
Mengapa kupilih wajah burung hantu? Disamping burung hantu termasuk salah satu burung yang dilindungi di sini, aku juga sangat menyukai filosofi orang Indian tentang burung ini. Orang Indian kuno percaya bahwa burung hantu menyimpan segudang pengetahuan, tapi itu tidak membuatnya menjadi sombong.
"The more he saw the less he spoke; The less he spoke the more he heard"
Artinya, semakin banyak ia melihat, semakin sedikit ia bicara, semakin sedikit ia bicara semakin banyak ia mendengar.
Pada acara gathering, delapan juri penilai memberiku kotak-kotak magnet berisi kata pujian seperti, awesome, great job, well done, fantastic dan lain-lain. Kotak-kotak magnet tersebut aku susun di atas kertas timah hingga menjadi gelang yang kupakai saat berjalan di catwalk.
Aku telah berhasil mengolah rasa rinduku kepada Ibu menjadi sebuah karya yang takterduga. Mengalir di pipiku air mata bahagia saat itu, ah, aku cuma ingin Ibu bangga!