Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yogalah Seyogyanya!

22 April 2019   02:01 Diperbarui: 22 April 2019   02:10 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa sakit yang disebabkan mata Leigh sangat menyiksa. Rumahnya yang biasanya cerah dan dipenuhi sinar matahari harus  gelap selama beberapa bulan pertama. Stroke itu menyebabkan sakit kepala yang sangat hebat, kerusakan saraf membuatnya tidak dapat menahan atau menghadapi segala jenis cahaya.

Dia juga terus-menerus mendengar suara "mendesis" di telinga kanannya selama tiga bulan, yang merupakan suara darah yang mencoba menembus arteri ke otaknya.

Hanya sebulan setelah mengalami stroke, ia melompat kembali ke matras yoga dan memutuskan sudah waktunya untuk berlatih gerakan yang tidak terlalu menuntut secara fisik.

Leigh hanya duduk di atas mat nya dalam pose lotus dan mendengarkan napasnya . Perlahan-lahan mengarah kembali ke peregangan sederhana dan pose yang terasa paling aman baginya.

Setelah enam bulan, dokter Leigh memastikan arteri karotisnya benar-benar sembuh.

Surya Namaskara.Website yogawellnessnc
Surya Namaskara.Website yogawellnessnc
Meskipun dia dengan gembira mempraktikkan salam matahari atau Surya Namaskara lebih dari setahun setelah stroke, dia ragu dia akan benar-benar pulih ke kondisi kesehatan sebelumnya.



Leigh tahu kalau dia  tidak akan pernah 100% kembali pada kondisinya semula sebelum mengalami stroke. Leigh yakin sudah kembali sekitar 75 persen ke kondisinya sebelum stroke. Fakta bahwa dia sudah dapat menyentuh jari kakinya  sudah cukup untuk membuatnya tersenyum.

Dia tidak dapat berbicara selama lebih dari beberapa menit dan merasakan "sensasi menggelitik" yang konstan antara siku dan tangannya yang hampir seperti gelombang listrik yang bergerak maju dan mundur.

Leigh mengatakan sangat sulit untuk pulih dari sesuatu yang begitu menyeramkan yang muncul secara tiba-tiba entah dari mana, selama ini dia berpikir telah melakukan semuanya dengan benar tapi kemudian ketika sesuatu seperti ini terjadi, sulit baginya untuk tidak berpikir bahwa itu bisa terjadi lagi.

Leigh yang mempunyai lebih dari 30 ribu follower di sosial media mencurahkan sebagian waktunya untuk berbagi cerita kepada seluruh penggemar yoga hardcore lainnya agar berhati-hati dalam melakukan gerakan-gerakan ekstreme dan apabila merasakan sesuatu yang ganjil pada diri kita, janganlah menunda-nunda tapi segeralah memeriksakan diri ke dokter profesional.

Semoga artikel dan cerita pengalaman Rebecca Leigh ini bermanfaat bagi para Kompasianers dan pencinta Yoga. Yoga akan sangat bermanfaat apabila dilakukan seyogyanya, dalam artian janganlah kita melakukan yoga hanya karena tuntutan mainstream lalu kemudian lupa untuk berhati-hati dan memaksakan diri melakukan gerakan atau pose yang sulit dan unik, semata-mata hanya untuk 'pamer' di media sosial tanpa menghiraukan dampak negative dari gerakan tersebut terhadap tubuh kita. Salam sehat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun