Hingga turun minum jeda babak kedua, nyaris bersamaan dengan saya turun dari KRL di Stasiun Bojonggede.
"Kalah Indonesia, udah 3-0!" cetus seorang bapak kepada rekannya ketika saya berjalan menuju pintu keluar stasiun.
Walaupun laga ini memang tidak akan berpengaruh terhadap posisi Indonesia yang sudah dipastikan berada di 4 besar Grup A dan bakal lolos di ronde ke-4 kualifikasi, tetapi mendengar skor mencolok itu tetap mengecewakan.
Bahkan sesampainya tempat penitipan sepeda motor, penjaga parkir dan beberapa orang lainnya saling sahut menyahut tentang hasil sementara itu.
"Ya pasti kalah sama Jepang lah!"
"Nggak imbang! Ini mah bakal nambah lagi golnya," timpal lainnya.
Tiba di rumah, kick off babak kedua rupanya baru dimulai.
Lewat layar televisi yang lebih lebar, baru terlihat jelas bahwa kualitas Jepang memang di atas kita. Meskipun Timnas Indonesia diperkuat beberapa pemain keturunan yang main di Eropa, tapi skuat Jepang memang lebih wah.
Kubo, pernah dijuluki "Messi dari Jepang" dan kini menjadi andalan klub Liga Spanyol, Real Sociedad. Sedangkan Daichi Kamada bermain di Crystal Palace yang baru saja merengkuh gelar Piala FA di Inggris.
Belum kalau bicara tentang Wataru Endo. Meskipun kerap jadi pelapis di Liverpool, tapi fans Liverpool paham betul jika Endo sudah dimasukkan ke lapangan di babak kedua, artinya jaminan Liverpool bakal mempertahankan keunggulan dan menang.
Nah, sekarang si Endo ini terlalu over power di lini tengah Jepang dan bikin pemain-pemain kita kehilangan sentuhannya.