Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mengasah Ingatan di Ternate dan Tidore melalui "Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa"

26 April 2018   19:01 Diperbarui: 27 April 2018   10:00 3408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat datang di Spice Islands! Foto diambil di Danau Tolire, Ternate. | Foto oleh IVANA FRISILIA


"Coba kalau Ternate, Mbak...."

Dan jadilah jiwa-jiwa yang kebelet liburan ini terbang ke Ternate dengan pesawat jawara se-Nusantara dengan harga kelas L ekonomi yang sebenarnya tidak murah-murah amat *nangis*. Tapi berhubung mbaknya bilang, "Kelas London (L) itu keluarnya dua tahun sekali lho Mbak. Ini murah banget." Hokelah kami percaya terutama karena Ivana dan Mbaknya sama-sama berasal dari Tanah Karo (iya, nggak ada hubungannya).

Dan dodolnya.... Kami beli tiket buat berangkat tanggal 30 Mei 2017. Setelah melalui beberapa kali miting itinerary, jeng jeng... baru ngeh kalau itu pas bulan puasa. Terus googling, Ternate dan Tidore itu kesultanan dengan akar sejarah keislaman yang kuat. Mak celeguk.

Untuk poin ini, kami sempat punya kisah seru, bagaimana kami mencoba ikutan puasa walau ibu homestay bersikukuh menyuruh kami membawa bekal penganan karena pasti tidak ada yang berjualan di luar sana. Lalu ketika jalanan sudah terlalu panas, kami juga sempat juga kebingungan mencari ceruk di pinggir jalan untuk mencuri-curi kesempatan minum. Tapi poin ini akan dibahas lain waktu pada tulisan selanjutnya.

Ternate dan Tidore, dan mengapa keduanya istimewa
Selama ini, jujur saja, saya tak mengenal Ternate dan Tidore selain dari memori ketika guru IPS SD mengucapkannya di muka kelas. Pelajarannya tentu saja tentang kerajaan Nusantara dan rempah-rempah berharga Indonesia yang diperebutkan oleh penjajah. Selesai.

Soal Maluku, selalu yang tersorot adalah Ambon, atau yang belakangan ini naik daun: Banda. Soal Banda, ketertarikan saya memang selalu berat pada unsur historis yang tersimpan pada suatu wilayah. Dan sudah sejak lama, saya mengidam-idamkan menginjakkan kaki di Banda Neira berkat kisah Hatta dan Sjahrir. Tambah menggebu berkat sejarawan dan seniman belakangan ini jamak mengangkat tema pala dan Jalur Sutra. Duh.

Sayangnya akses menuju Banda tak bisa dibilang mudah (tentu saja). Ongkosnya pun alamak mahalnya! Untuk sementara, saya harus meredam keinginan ke sana, dan oh! Saya dan Ivana sempat berpikir, "Bukankah semua Maluku adalah surga?" Termasuk juga Ternate dan Tidore yang awalnya kami pilih hanya berdasarkan cap cip cup dan harga tiket pesawatnya yang masih bisa dibilang terjangkau dibandingkan terbang ke Banda. Tapi siapa sangka, Ternate dan Tidore juga tak kalah istimewa.

"Welcome to spice island!" kata Ivana berkali-kali setiap kali ia memandang hamparan hutan cengkeh, kenari, pala, atau sekadar hijau-hijauan di punggung gunung yang tak kami ketahui apa namanya..

Itu dia salah satu yang istimewa dari kedua pulau ini: rempah. Awalnya, cita-cita Ivana datang ke Ternate dan Tidore memang untuk memandang langsung surga rempah-rempah dan membawa pulang kayu manis untuk teman minum teh *yailah*.

Mission accomplished ya Eda! Dua ikat kayu manis Ternate siap mewangikan teh-teh di meja kerja. | Foto oleh WIDHA KARINA
Mission accomplished ya Eda! Dua ikat kayu manis Ternate siap mewangikan teh-teh di meja kerja. | Foto oleh WIDHA KARINA
Sedikit berbeda dengan Ivana, saya sepakat ke sana untuk sekadar kabur dari kerjaan kantor (ups) dan berkunjung ke semua situs bersejarah di sana. Etapi setelah membaca "Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa", ternyata masih banyak keistimewaan Ternate Tidore yang harus dikulik lebih dalam daripada sekadar modal googling saja. Apa sajakah itu?

1. Benteng
Setidaknya ada 1 benteng di Tidore (Tahula) dan 4 benteng di Ternate (Kastela, Kalamata, Tolokko, dan Oranje) yang disebut dalam "Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa". Semuanya kami datangi dan betapa sedihnya kami karena tak ada penjaga yang menemani kami berjalan-jalan dan mengisahkan sejarahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun