Mohon tunggu...
Bambang Wibiono
Bambang Wibiono Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sarjana | Penulis Bebas | Pemerhati Sosial Politik

Alumnus Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Selamat Jalan Mamah

22 Juni 2020   08:37 Diperbarui: 22 Juni 2020   09:12 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Yaudah kamu berdiri membelakangi rel sana. Nanti pas kereta lewat, Aa foto", dia langsung bersiap berpose membentangkan kedua tangannya. 

Tau adegan film Titanic yang paling iconic itu? Saat sang dua sejoli berada di ujung anjungan kapal. Nah, kurang lebih seperti itu posenya, tapi ini sendirian. Ku siapkan handphone Sony Erricsson W350i warna ungu dengan kamera VGA yang lumayan keren di jamannya.

Ckreekkk...ckreekk.. Saat kereta tepat melintas di belakangnya. Dengan tertawa mengembang dan rambut serta baju melambai diterpa hembusan angin dari kereta yang lewat.

"Udah yuk pulang, udah siang. Nanti Mamah nyariin", ajakku.

"Ayook, eh tapi itu fotonya jangan dihapus ya A, disempen aja buat kenang-kenangan" katanya pas liat hasil jepretanku tadi.

Sampai di rumah, "Wib, kamu dari mana aja sampe jam segini baru balik? Ngangsu air tuh buat nyuci piring. Air di gentong habis" perintah Mamah.

Jadi, sampai urusan air dan mencuci piring, harus mengambil air dari kran yang ada di WC atau di samping kantor Papah. Maklum, ini rumah hanya sekedar tempat untuk berteduh dan memasak. Tidak ada kamar mandi atau kran air bersih. Terpaksa untuk kebutuhan bersih-bersih macam ngepel dan cuci piring harus ngangkut air menggunakan ember dari WC siswa. Ini yang disebut ngangsu.

"Wib, nanti siang antar Mamah ke Apotek Wahidin ya" pintanya.

"lho mau apa mah?" tanyaku heran karena tak nampak ada yang sakit di rumah ini.

Oh iya, Apotek Wahidin ini bukan sekedar apotek tetapi juga ada poliklinik. Kebetulan dokter langganan buka praktek disitu, makanya kami sekeluarga lebih senang periksa di situ ketimbang di puskesmas atau rumah sakit.

"Gak apa-apa sih. Mamah mau priksa aja, soalnya kadang disini suka agak sakit atau mrengkel" jawabnya sambil menunjuk dada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun