Mohon tunggu...
Bambang Wibiono
Bambang Wibiono Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sarjana | Penulis Bebas | Pemerhati Sosial Politik

Alumnus Ilmu Politik FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Selamat Jalan Mamah

22 Juni 2020   08:37 Diperbarui: 22 Juni 2020   09:12 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Gak kenapa-kenapa Bu. Saya belum bisa menyimpulkan saja dari gejala-gejala ini. Sebagai antisipasi dini dan biar lebih akurat aja hasilnya, jadi saya perlu cek juga hasil pemeriksaan laboratorium. Saya belum tahu ini ada semacam kelenjar apa," Dokter Hary menjelaskan tanpa menyebutkan apa yang menjadi kekhawatirannya juga.

"Ini surat rujukannya ya Bu. Nanti ke rumah sakit atau laboratorium klinik serahkan ini saja, mereka akan tau apa saja yang harus di cek" jelasnya lagi.

Ku lihat Mamah hanya mengangguk lesu. Dalam hatiku juga sebenernya mulai tumbuh kekhawatiran. Biasanya kalau sudah suruh cek darah dan laboratorium, ada masalah yang cukup serius.

Sepanjang perjalanan pulang, Mamah tak bosan bolak balik tanya padaku kira-kira ada apa dengan keluhan sakitnya. Aku hanya bisa berkali-kali angkat bahu sebagai tanda tak tahu jawaban. Suasana menjadi hening di dalam sebuah becak yang melaju santai. Masing-masing sedang sibuk dengan pikirannya. Kulirik Mamah, tatapannya kosong jauh ke depan.

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun