"Gak kenapa-kenapa Bu. Saya belum bisa menyimpulkan saja dari gejala-gejala ini. Sebagai antisipasi dini dan biar lebih akurat aja hasilnya, jadi saya perlu cek juga hasil pemeriksaan laboratorium. Saya belum tahu ini ada semacam kelenjar apa," Dokter Hary menjelaskan tanpa menyebutkan apa yang menjadi kekhawatirannya juga.
"Ini surat rujukannya ya Bu. Nanti ke rumah sakit atau laboratorium klinik serahkan ini saja, mereka akan tau apa saja yang harus di cek" jelasnya lagi.
Ku lihat Mamah hanya mengangguk lesu. Dalam hatiku juga sebenernya mulai tumbuh kekhawatiran. Biasanya kalau sudah suruh cek darah dan laboratorium, ada masalah yang cukup serius.
Sepanjang perjalanan pulang, Mamah tak bosan bolak balik tanya padaku kira-kira ada apa dengan keluhan sakitnya. Aku hanya bisa berkali-kali angkat bahu sebagai tanda tak tahu jawaban. Suasana menjadi hening di dalam sebuah becak yang melaju santai. Masing-masing sedang sibuk dengan pikirannya. Kulirik Mamah, tatapannya kosong jauh ke depan.
Bersambung...