Mohon tunggu...
Weni Fitria
Weni Fitria Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Memperkaya pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cerpen | Sarung Buat Ayah

14 Mei 2020   19:41 Diperbarui: 14 Mei 2020   19:46 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Dengan sedikit heran kuraih pintu rumah dengan satu tanganku. Pintu tak terkunci. Begitu kubuka aku langsung mendapati muka Hahna yang nampak pucat dan tubuhnya yang langsung menghambur ke arahku.

"A..Ada apa Hanna?" gagapku menyambut isakkannya.

Hanna tak menjawab, hanya isaknya yang terdengar semakin keras di dadaku.

"Han, kenapa?"  kuguncang  tubuhnya perlahan.

"Ayah Bang," jawab Hanna disela isaknya yang semakin menjadi.

"Yaa,  ayah kenapa?" tanyaku dengan dada bergemuruh. Kucoba bersikap tenang dan membawa Hanna duduk di sofa   ruang tamu kami. Kuusap air mata dan punggungnya agar dia bisa sedikit tenang.

"Ayah sudah pergi  Bang. barusan Lila adikmu menelepon, ayah meninggal, Lila tak sanggup menelponmu,"  tutur Hanna beruntun dengan suara lirih.

Suara lirih yang bagaikan sebuah hantaman palu kepalaku. Tubuhku lunglai seketika. Kutatap Hanna dengan pandangan tak percaya.

Mungkin aku salah dengar, atau Hanna salah ucap, batinku berharap.

"Ayah meninggal  sambil memeluk nisan ibu,  beliau mengunjungi makam setelah shalat  dzuhur siang ini,"  suara Hanna sayup-sayup masuk  ke telingaku.

Aku tak mampu berkata-kata. Pandanganku nanar menatap kantung berisi kotak sarung buat ayah yang tergetak di lantai. Duniaku terasa ambruk seketika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun