Mohon tunggu...
weli sarnela
weli sarnela Mohon Tunggu... menulis adalah kebebasan

Menulis dan memotret adalah usaha untuk merangkum ingatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keputusasaan Tolong Beri Aku Jawaban

3 Oktober 2025   22:19 Diperbarui: 3 Oktober 2025   22:19 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

harus berapa lama bahasa diam ini harus diterjemahkan menjadi sebuah kalimat pasti

harus berapa lama aku harus terjebak diantara beribu bahasa diam yang aku sendiri bingung menerjemahkannya dimulai dari mana. 

diam bisa berarti pergi darinya, diam bisa berarti ia tidak ingin diganggu, diamnya bisa berarti ia tidak butuh apa-apa, bahkan diamnya bisa berarti ia ingin namun tidak bisa meminta, 

di antara keputusasaan yang sedang menjadi teman baikku saat ini, tolong beri aku jawaban, aku harus bagaimana menerjemahkan bahasa diam ini. 

jika memang diam artinya memintaku untuk menyerah, maka sejak awal aku sudah menyerah, tidak ada usaha-usaha yang aku lakukan untuk membuatnya melihat kearahku. tidak ada, lalu mengapa aku harus menyerah?

jika memang diam artinya memintaku untuk berhenti memperdulikannya, maka sejak awal aku peduli dan tidak menaruh harapan apapun. lalu mengapa aku harus berhenti?

jika memang diam artinya memintaku untuk memahaminya, maka sejak awal yang aku lakukan adalah kesalahan dengan menanyakan ia ingin diperlakukan seperti apa. ternyata aku baru sadar aku tidak pernah benar-benar memahami inginnya, aku sejak awal sudah seharusnya aku tidak terjebak di dalam pertanyaan yang mempertanyakan keberadaanku. aku kalah, tapi aku tidak menyerah. aku mundur, tapi aku tetap mempedulikannya, dan pada akhirnya hanya aku yang mencari jawabannya sendiri. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun