KOMUNIKASI
TIADA HENTI
MENYAMAKAN VISI
umat manusia takpernah bisa
hidup sendiri
dan menyendiri
manusia sejak
awal sejarah
telah terbiasa
hidup dalam keduaan
dalam dualitas
membangun kolegialitas
mewujudkan
relasi dan silaturahmi
tidak baik manusia hidup sendiri
firman Sang Pencipta
maka dijadikanNya
seorang Hawa
penolong yang sepadan bagi
Adam
maka hidup dalam keduaan
berbeda gender
menjadi penanda dan pemula
sebuah kehidupan majemuk
untuk menaklukkan bumi
dan kesemestaan
di zamannya
di abad-abad modern
relasi  komunikasi
interaksi
antar manusia
menjadi keniscayaan
maka hidup manusia penuh sesak dengan diksi komunikasi
dalam segala bentuk dan konotasinya
dalam sebuah pesta nasional
yang kental dengan aroma politik
dan penobatan
seorang pemimpin baru
maka sebuah dialog
pertemuan
silaturahmi politik
menjadi instrumen penting
bagi perjuangan untuk menggapai kemenangan
koalisi
kolaborasi
pembentukan poros ini dan itu
menjadi bagian dari strategi tim sukses mendulang kemenangan
UUD NRI 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, kemajemukan
adalah vokabulari dan diksi yang secara reflek selalu terucap dalam konperensi pers bersama
diakhir sebuah pertemuan
antar para petinggi dan juragan parpol
pesta nasional
masih 2 tahun lagi ditunggu
dengan risau galau dan beragam manuver memukau
rakyat pemilih menyaksikan semuanya terjadi sambil
terengah-engah
antri minyak goreng dan memilah sapi-sapi bebas pmk
untuk hari raya qurban
silaturahmi
sowan
kunjungan
dialog
dalam memperkuat rasa kebangsaan dan kesatuan
bangsa majemuk
amat penting
singkirkan mindset negatif
tentang Pancasila dan UUD NRI 1945
muliakan sara
dan tidak mereduksinya
sebagai alat politik!
Jakarta, 25 Juni 2022/pk
2.42
Weinata Sairin