Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dinamika Hidup Mesti Seiring Rancangan Allah yang Hidup

21 Desember 2021   06:40 Diperbarui: 21 Desember 2021   19:27 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor | Gambar: Chewy Studios

DINAMIKA HIDUP MESTI SEIRING RANCANGAN ALLAH YANG HIDUP

hidup itu takpernah diam
stagnan
sejak kita kecil dan mengenali dunia
hidup berubah
arus perubahan
membuat hidup
itu benar-benar hidup
bukan hidup artificial
bukan pseudo kehidupan
hidup yang sesungguhnya

hidup dan kehidupan itu memang mesti bergerak dinamika
entai dalai lama atau paula choelho atau remmy silado
yang bicara gamblang
dalam hidup kita harus terus melangkah
jangan lelah
walau satu langkah lakukanlah itu
melangkah berarti mencipta perubahan

pada semua level hidup itu mrngusung dinamika
yang dulu menjadi relawan
kini jadi komisaris utama
yang dulu demonstran
kini menjabat staf khusus
yang dulu berada dipenjara kini
punya jabatan strategis
hidup itu tidak stagnan
mandeg
jumud
yang mandeg dan tidak nengalir itu akan melahirkan kebusukan
seperti air kali yang tergenang bertahuntahun
yang dipenuhi sampah berlimpahruah
dan sumpah serapah

aku juga hidup dalam dinamika yang terus berlanjut
dari bocah kampung di jakarta timur
menjadi mahasiswa teologi
ditahbiskan menjadi pendeta di cimahi
menjadi sekum sinode gkp di bandung
menjadi wasekum pgi
di jakarta
menjadi ini dan itu hingga memasuki masa emeritus tahun 2011
kuhidupi dinamika hidup dalam genggaman tangan Tuhan
dalam pendampingan dan insiprasi Roh Kudus, parakletos
yang bekerja powerful dan sunyi
dalam diri

sebagai imago dei
khalifatullah
insan ahlakul karimah
hidup kita juga mengemban berbagai jabatan pada banyak level
kita lakukan itu dengan membangun trust, kredibelitas, profesionalisme, penuh dedikasi dan devosi
kita amat paham
jabatan itu amanah
yang bersumber dari kuasa transenden

jabatan itu juga fana sama seperti kita juga adalah manusia fana
suatu saat jabatan itu
berakhir
dan kita ikhlas menerima kenyataan itu

kita hidup dalam sebuah dunia yang berubah cepat
yang nyaris tiada terukur dan nir standar
tatkala sebuah jabatan dilekatkan pada aspek prerogatif secara ketat
maka periodisasi tidak lagi menjadi acuan
dasar

hidup dalam dunia yang berubah membutuhkan sikap ikhlas, rido, lapang dada
agar kita tidak gamang dan tetap berhikmat
menghadapi
nya
yang paling esensial dan fundamental yang mesti kita hayati adalah
apakah dalam dinamika kehidupan itu Tuhan tetap memposisikan kita hambaNya tetap sebagai insan yang akan Ia utus pada sektor kehidupan yang lain
Tuhan akan menjawab kegamangan kita dalam hidup kita menyejarah
di waktu-waktu
berikutnya

kita semua yang berhadapan langsung dengan dinamika
perubahan itu harus terus bersandar kepadaNya sambil melafaz doa :
"Syukur kepadaMu Tuhan sampai disini Engkau telah menolong aku. Jadilah kehendakMu dan bukan kehendakku!"

Jakarta, 21 Desember 2021/pk.3.51
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun