Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dihitung Dari Sekarang, Inikah Situasi Politik 2022?

4 Januari 2022   20:52 Diperbarui: 4 Januari 2022   21:52 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi(KOMPAS/HANDINING)

Negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia itu sudah lama dianggap sebagai tempat yang toleran. Islam datang ke kepulauan Indonesia sekitar abad ke-13, kemungkinan melalui pedagang Arab, dan penguasa kuat Jawa dan Sumatra secara bertahap beralih dari Hindu atau Buddha ke Islam. Pulau-pulau yang sekarang menjadi Indonesia milik dunia abad pertengahan. Ia adalah kepulauan Muslim yang lebih besar  mencakup bagian dari Thailand modern, Malaysia, Singapura, Filipina dan Kamboja. 

Indonesia masih menjadi rumah bagi candi Buddha terbesar di dunia – Borobudur, di Jawa Tengah – banyak candi Hindu, jutaan orang Kristen yang pindah agama di bawah pemerintahan kolonial, dan tradisi mistik dan animisme yang kaya. Banyak dari unsur-unsur tersebut telah mewarnai Islam Indonesia yang sebenarnya tidak liberal, tetapi masih toleran terhadap banyak praktik rakyat. Sebagai contoh, ada sebuah kuil di Jawa Tengah, di Gunung Kemukus, yang didaki para peziarah Muslim untuk berhubungan seks dengan pasangan yang tak resmi untuk membawa keberuntungan. Ritual yang mengandung unsur mitos Jawa dan esoteris Hindu Tantra ini hanya bisa ada di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, “Islam Indonesia” menghadapi ujian berat: akankah negara baru itu menjadi Islam? Apakah itu akan menegakkan syariah? Pada akhirnya, para pendiri memutuskan bahwa itu tidak akan pernah terjadi. 

Terpilihnya Ketua Tadfidziyah NU, Gus Yahya dan Ketua Rais Aam K.H Miftachul Akhyar periode 2021-2026 dalam Muktamar Ke-34 NU di Universitas Lampung, Bandar Lampung, Lampung, membuktikan keadaban politik tetap melekat dalam diri organisasi keagamaan ini. Ia juga menegaskan sebagai organisasi Islam terbesar betapa pentingnya regenerasi tanpa menanggalkan keadaban dari NU sebagai organisasi keagamaan itu sendiri. Apalagi Kepemimpinan KH Yahya Cholil Staquf dalam menjaga NU akan diuji oleh perhelatan politik di Pemilu 2024.

Ucapan selamat atas terpilihnya Ketua Tadfidziyah NU, Gus Yahya dan Ketua Rais Aam K.H Miftachul Akhyar. Sukses pemilihan Ketua Umum PBNU dan Ketua Rais Aam tersebut tidak terlepas dari kerja keras seluruh warga NU dalam mencegah operasi pembusukan NU, akhirnya niat jahat menyingkirkan Gus Yahya dan K.H. Miftachul Akhyar dapat digagalkan dengan sempurna, dan tetap bersatu dalam semangat persaudaraan dan cita-cita semakin membesarkan NU sebagai organisasi Islam yang memiliki peran sentral dalam masyarakat Indonesia. 

Baca: 'Operasi Intelijen Hitam' dalam Muktamar ke-34 NU

Memasuki tahun 2022, beredar rumor tentang rekayasa pilpres 2024 serta upaya mempengaruhi dan menggalang anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pusat dan Daerah, penggembosan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), pemantapan karakter asasinasi terhadap Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, monitoring ketat terhadap Relawan Ganjar Pranowo, yang semua itu digerakkan oleh motif politik kekuasaan.

Desas-desus atau rumor adalah sebuah teknik yang sangat penting bahkan vital dalam suatu peperangan. Dalam peperangan, penggunaan teknik kabar angin tersebut seringkali menentukan kemenangan. Ia adalah suatu cerita bohong yang masuk akal yang dikembangkan dalam suatu sirkulasi komunikasi dan arus informasi yang bertujuan mencelakakan atau merusak citra target baik individu, kelompok maupun negara. 

Cukup sulit untuk menciptakan rumor yang baik tersebut. Namun apabila memiliki separuh saja karekater dari rumor yang baik. Pelemparan rumor tersebut dapat menjadi suatu cipta kondisi yang efektif yang kemudian efeknya diperbesar oleh media dan akhirnya dapat diterima publik atau menciptakan kebingungan publik.

***

Masa jabatan kedua dan terakhir bisa membebaskan seorang pemimpin, sebagaimana diakui Joko Widodo. Pertanyaannya adalah bagaimana ia akan menggunakan kebebasan barunya. Lima tahun lalu, ia secara luas dipuji sebagai “Obama Indonesia” . Kebangkitannya dipandang sebagai langkah maju bagi negara terpadat keempat di dunia dan negara mayoritas Muslim terbesar. 

Transisinya dari kediktatoran dua dekade lalu telah menjadikannya model demokrasi yang penting dan sangat dibutuhkan di kawasan dan dunia Muslim. Namun Jokowi, begitu ia akrab disapa, juga orang luar, presiden pertama dari latar belakang sederhana. Tidak ada hubungannya dengan era otoriter, ia telah mendapatkan reputasi sebagai politisi bersih sebagai gubernur Jakarta. Seperti Mr Obama, dia berdiri untuk harapan di dunia politik yang kotor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun