Sekarang ia telah menjalani masa jabatan keduanya. Slogan kampanyenya adalah “Indonesia Maju”. Tetapi banyak dari mereka yang pernah mendukungnya melihat sebuah negara mengalami kemunduran dalam isu-isu kritis termasuk hak asasi manusia, toleransi beragama dan kualitas umum demokrasinya.
Masa-masa sulit dalam menghadapi pandemi covid-19., menjadi titik awal momen politik menjelang Pilpres 2024. Sejumlah manuver politik terjadi di tahun 2021. Berbagai partai mulai membangun komunikasi satu sama lain. Sebagai contoh pertemuan PDIP-Gerindra pada Agustus 2021 lalu.
Kemudian safari politik para kader Golkar dengan bertemu pengurus Partai Nasdem dan Partai Gerindra meski diklaim membahas soal olahraga. Selain itu, ada juga aksi safari intens PKB ke berbagai partai seperti PKS, Golkar, hingga Gerindra.
Selain komunikasi politik antarpartai yang intens, sejumlah rilis hasil survei politik. Selain merilis hasil kinerja pemerintahan, lembaga survei juga merilis soal kandidat capres-cawapres. Tiga nama kerap kali menjadi top of mind survei, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Bertajuk Evaluasi 2 Tahun Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin & Peta Politik Elektoral Pilpres 2024 hasil Poltracking pada Oktober 2021, menetapkan 3 kandidat utama capres 2024 dalam pertanyaan terbuka yakni Ganjar Pranowo di peringkat pertama dengan 18,2 persen, Prabowo Subianto dengan 17,1 persen dan Anies Baswedan pada angka 10,2 persen.
Kemudian lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengeluarkan hasil temuan terbarunya terkait dengan peta elektoral sosok calon presiden ( capres ) jelang Pemilu 2024 mendatang. Nama Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi yang teratas dalam surveinya. Indikator Indonesia juga menemukan ketiga nama: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan kandidat terkuat calon presiden.
Dari simulasi 10 nama sesuai survei 2-6 November 2021 pada 2.020 orang responden, elektabilitas Prabowo sebesar 26,9%. Disusul Ganjar Pranowo 23,2%, Anies Baswedan 16,7%, Ridwan Kamil 6,2%, Sandiaga Salahuddin Uno 5,2%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 4,6%, Khofifah Indar Parawansa 3,1%, Erick Thohir 2,3%, Puan Maharani 1,1%, dan Airlangga Hartarto 0,5%.
Menyusul KedaiKOPI bertajuk Survei Opini Publik Menuju 2024 juga menemukan ketiga nama tersebut sebagai kandidat terkuat. Pada survei per 16-24 November 2021 yang melibatkan 1.200 responden ini, Prabowo menjadi figur yang memiliki elektabilitas tertinggi (24,3 persen) kemudian dilanjutkan dengan Ganjar Pranowo (22,9 persen) dan ketiga adalah Anies Baswedan (18,5 persen).
Hal yang sama juga ditemukan dalam survei Vox Populi Research Center, mencatat elektabilitas calon presiden 2024 tertinggi dipegang Prabowo Subianto dengan angka 19,3 persen. Angka kedua dipegang Ganjar Pranowo dengan 19,1 persen dan Anies Baswedan pada peringkat ketiga dengan 10,8 persen.
Paling terakhir adalah Populi Center. Populi mencatat tiga nama teratas yang dipilih adalah Ganjar, Anies dan Prabowo. Ganjar berada di peringkat pertama (58,3 persen), Anies Baswedan (47,3 persen), dan Prabowo Subianto (46,6 persen).
***
Isu tentang ambang batas pemilihan presiden atau presidential threshold juga menghangat di publik. Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menggugat ambang batas pemilihan presiden yang mematok pengusungan presiden minimal mendapat dukungan 20 persen suara partai/koalisi partai. Ia meminta agar sistem presidential threshold dihapus.