Mawar ....pinjem tugas Biologimu buat entar ya! Kamu manis dech........!!" mendengar rayuan Adinda sohibnya, Mawar teman sebangku Adinda segera menyahut.
"enak aja, di dunia ini gak ada yang gratis tau...!!! nih untuk yang ke 100 kali , kamu pinjem tugas, maka belajar yang rajin jangan don,t lazy menjadi siswa.
" lalu Adinda berteriak di kelas ya, Mawar yang cantik saya akan rajin belajar biar seperti mawar yang kutu buku.
Pada waktu jam istirahat, Adinda teringat dengan kunci motornya yang lupa dicabutnya tadi pagi. Lalu memanggil Mawar yang sedang asik makan bakso dikantin.
"Mawar...Mawar....! Anter ke parkiran dunk.... kunci motorku tadi pagi ketinggalan."
"Uh-uh... dasar pikun, ya udah cepetan ntar keburu bel masuk", sesampainya ditempat parkir Adinda bertanya pada H katasan "Um...pak, tadi saya lupa ngambil kunci motor. Apa mungkin bapak menyimpannya?"
"Adinda...Adinda... Kamu kok ceroboh sekali? Masih untung bapak yang ngambil. Kalo orang lain gimana?" kata  Hasan sambil merogoh kantong celananya, mengambil kunci yang disimpannya. Lalu menyerahkannya pada Adinda. Pada saat itu tanggan Adinda bersentuhan dengan tangan satpam muda itu. Dan entah kenapa Adinda merakan hal yang lain dari biasanya.
Dalam kelas Mawar heran ngeliat sohibnya senyum-senyum sendiri dari tadi. Mawar menggulung bukunya kemudian memukulkannya kepala Adinda. Tentu aja Adinda kaget dan melakukan balasan. Dan lagi-lagi mereka membuat kelas gaduh.Â
Tak lama kemudian mereka tenang kembali dan berhenti bercanda. Tanpa disadari pembicaraan mereka semakin serius membicarakan pak Hasan. Adinda mengaku kalo dirinya mempunyai perasaan khusus pada pak Hasan. Sejak pertama kali Pak Hasan bertugas disekolahnya.
"what ....?? Golubrak,,,,,,,, ga salah tu???" kata Mawar dengan ucapan khasnya.
Tapi meskipun seorang satpam, itu bukan halangan bagi Adinda untuk menyukai seseorang. Dan pada akhirnya Mawar mendukung juga.