Mohon tunggu...
Wayan Arningsih
Wayan Arningsih Mohon Tunggu... Guru - NI WAYAN ARNINGSIH, GURU AKUNTANSI

NI WAYAN ARNINGSIH,S.Pd GURU AKUNTANSI DI BALI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta yang Tidak Kesampean

21 September 2019   18:26 Diperbarui: 21 September 2019   18:33 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi sang mentari telah bangkit dari peraduannya memancarkan hangatnya sinaar yang masuk menerangi sebuah kamar.

"Waduh ....kok udah terangsich"?? Adinda menendang selimutnya dan melompat dari tempat tidur.

"Maaa..... bantuin aku!!!" teriakan itu membuat mama menghentikan aktifitasnya di dapur, seraya melangkah menuju kamar anaknya. "Ada apa sich teriak-teriak?'.

"Maaa.... kakulatorku hilang tolong cariiin ya!, nanti aku ada ulangan Matematika,sekarang aku mau mandi dulu, udah telah nich!!" kata Adinda nyerocoss sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Dasar anak malas selalu saja kayak gini" mamanya menggerutu sendiri sambil terus memeriksa setiap sudut kama, mencari kakulator yang hilang.

Pukul 07.45, halaman parkir sekolah udah penuh kendaraan. Dan tentu aja semua siswa udah masuk ke kelas 10 menit yang lalu. Adinda yang kebinggungan mencarri tempat parkir, tiba-tiba dihampiri oleh pak Hasan, satpam sekolahnya. Pak Hasan adalah satpam yang baru bekerja disekolah 2 bulan yang lalu. Masih mudah dan dibisa dibilang keren amat". Terang aja Adinda betah berada di tempat parkir.

"Kamu lagi....kamun lagi......, pusing bapak ngeliat kamu. Temenmu yang lain udah dikelas, sementara kamu jam segini baru datang dan ini bukan yang pertama kalinya.' Mendengar hal itu Adinda pu menjawab.

"Maaf, pak. Tadi saya jalannya macet sehingga saya tidak bisa ngebut kesekolah. Makanya saya telah ke sekolah:. Setelah melontarkan alsan yang basi itu, Adinda turun dari motornya setelah mendapatkan tempat parkir.

"Ya sudah, cepat sana kamu masuk kelas!"

"Ya...ya pak. Terima kasih". Sahut Adinda sambil berlari ke kelasnya.

Dia cukup beruntung karena bu Ayuk guru Matematikanya belum masuk, sehingga dia tidak terlambat ikut ulangan.

Mawar ....pinjem tugas Biologimu buat entar ya! Kamu manis dech........!!" mendengar rayuan Adinda sohibnya, Mawar teman sebangku Adinda segera menyahut.

"enak aja, di dunia ini gak ada yang gratis tau...!!! nih untuk yang ke 100 kali , kamu pinjem tugas, maka belajar yang rajin jangan don,t lazy menjadi siswa.

" lalu Adinda berteriak di kelas ya, Mawar yang cantik saya akan rajin belajar biar seperti mawar yang kutu buku.

Pada waktu jam istirahat, Adinda teringat dengan kunci motornya yang lupa dicabutnya tadi pagi. Lalu memanggil Mawar yang sedang asik makan bakso dikantin.

"Mawar...Mawar....! Anter ke parkiran dunk.... kunci motorku tadi pagi ketinggalan."

"Uh-uh... dasar pikun, ya udah cepetan ntar keburu bel masuk", sesampainya ditempat parkir Adinda bertanya pada H katasan "Um...pak, tadi saya lupa ngambil kunci motor. Apa mungkin bapak menyimpannya?"

"Adinda...Adinda... Kamu kok ceroboh sekali? Masih untung bapak yang ngambil. Kalo orang lain gimana?" kata  Hasan sambil merogoh kantong celananya, mengambil kunci yang disimpannya. Lalu menyerahkannya pada Adinda. Pada saat itu tanggan Adinda bersentuhan dengan tangan satpam muda itu. Dan entah kenapa Adinda merakan hal yang lain dari biasanya.

Dalam kelas Mawar heran ngeliat sohibnya senyum-senyum sendiri dari tadi. Mawar menggulung bukunya kemudian memukulkannya kepala Adinda. Tentu aja Adinda kaget dan melakukan balasan. Dan lagi-lagi mereka membuat kelas gaduh. 

Tak lama kemudian mereka tenang kembali dan berhenti bercanda. Tanpa disadari pembicaraan mereka semakin serius membicarakan pak Hasan. Adinda mengaku kalo dirinya mempunyai perasaan khusus pada pak Hasan. Sejak pertama kali Pak Hasan bertugas disekolahnya.

"what ....?? Golubrak,,,,,,,, ga salah tu???" kata Mawar dengan ucapan khasnya.

Tapi meskipun seorang satpam, itu bukan halangan bagi Adinda untuk menyukai seseorang. Dan pada akhirnya Mawar mendukung juga.

Sepulang sekolah Adinda langsung pulang, sesampainya dirumah, Adinda menggantikan bajunya,lalu berbaring ditempat tidur dengan gelisah, Adinda terus memikir si Satpam yang guanteng sekali ia selalu menghayal agar hari cepat pagi. Agar Adinda bisa ketemu dengan si pujaan hatinya.

Keesokkan harinya, Adinda tidak seperti biasanya bangun terlambat, pagi-pagi sekali ia sudah bangun, langsung mandi, kemudian sarapan pagi, sehingga menyebabkan mamanya heran melihat putrinya yang tumben rajin bangun pagi, mamanya bertanya, Adinda kamu mimpi apa semalam nak?, tidak seperti biasanya kamu bangun pagi, Adinda menjawab, ah mama kalau anak sudah rajin ditanya, kalau anaknya bangun siang diomelin bagaimana seharusnya ma...........? mamanya menjawab ya sudah berangkat aja kesekolah, Adinda pamitan ama mamanya, ma.....Adinda gi kesekolah ya ma....... ya, hati,hati dijalan Adinda............!!  Da............Ma............

Adinda langsung beranjak kesekolah.

Sesampainya disekolah Adinda langsung memarkirkan motornya ditempat parkir. Suasana sekolah masih sepi dan lengang. Lalu pak Hasan menghampiri Adinda, 

Selamat Pagi Adinda, tumber hari pagi sekali disekolah, sudah tidak macet lagi..........!!! jalannya Adinda yang cantik. Dibilang cantia Adinda tersipu malu........ !! ya pak soal agar saya tidak terus bapak marahin , bapak Hasan yang tampan. Sambil bersikap manja adinda berjalan -- jalan melenggok menuju kelas dan sekali --kali menoleh satpam yang guanteng sekali.

Dalam hati kecil Adinda berkata sepertinya pak satpam itu mengasih harapan, sehingga Adinda menjadi berbunga-bunga dan tersenyum-senyum sendirian kaya orang sudah kasmaran.

 Sesampainya dikelas, kelas masih dalam keadaan sepi, lalu Adinda menaruh tasnya ditempat duduknya. Adinda terus memikirkan sang pujaan hatinya, alias pak Hasan. Tidak berselang lama Mawar datang, kedatangan Mawar tidak diketahui oleh Adinda, karena Adinda terus melamun, Hai.......Adinda sudah dari tadi tumber hari sudah dikelas ada apa gerangannya tanya Mawar, Adinda tidak menyahut , karena pikirannya masih melayang pada Pak Hasan yang guanteng. 

Hai!!! Adinda teriak Mawar, dengan teriakkan yang keras Adinda Kaget, Hei copot............. Aduh Mawar bikin jatung copot aja, makanya pagi-pagi jangan melamun aja, nanti benar-benar jantungmu copot baru tahu rasa.

Padi-pagi begini apa yang kamu lamunkan Adinda tanya Mawar, Adinda Menyahut itu-.......tu si satpam  yang guanteng itu. Mawar tertawa mengapa kamu tertawa ada yang lucu............. Mawar berkata kamu benar-benar jatuh cinta pada Pak Hasan. Adinda menjawab benar Mawar, rasanya hati ini berdebar kencang kalau melihat pak Hasan , Tadi aja pak memberi pandang aduhai sehingga aku jadi kelimpungan.

Mawar berkata sudah, jangan dulu mikirian pak Hasan, pikirkan dulu ulangan ekonomi nanti.

Selang berapa menit bel berbunyi bertanda, pelajaran segera di mulai, kemudian Pak Adi datang ke kelas. Dan berkata Selamat Pagi Anak......................, semua student menjawab selamat pagi pak guru. Lalu Pak Adi berkata keluarkan kertas kita sekarang ulang, aduh.......Adinda menjawab  saya tidak belajar pak kata Adinda, Pak tidak ada istilah tidak belajar.

Adinda sama sekali tidak bisa menjawab karena, semalaman Adinda memikirkan Pak Satpam yang guanteng itu. Adinda Pasrah, akhirnya bel istirahat berbunyi bertanda siswa harus istirahat. Semua siswa berhamburan keluar dari kelas menuju kantin, tapi Adinda tidak kekantin melainkan ke tempat Si Satpam pura-pura bilang kunci motornya ketinggalan, padahal kunci motornya di tas.

 " Adinda Bertanya pada Pak Hasan, Pak ada ndak kunci motor saya ketinggalan dimotor pak, pak Hasan menjawab sambil berkata tidak Adinda, dimana kamu taruh , Adinda menjawab saya tidak tahu pak. Pak Hasan terus mencari bersama Adinda,  Adinda menaruh kunci motor, dibawah motornya. Lalu ia dan pak Hasan mengambil kunci motor. Dan tangannya saling berpengang, sehingga mereka saling pandang dengan mesra. Adinda Tersipu malu. 

Pak Hasan terus memegang tangan Adinda dengan mesra, Adinda tersipu malu. Lalu dikagetkan oleh suara Mawar, Adinda kamu dipanggil oleh bu ayuk. Lalu tanggan pak Hasan melepaskan tanggan Adinda. Tapi Adinda terus memengang tangan Pak Hasan, dan menariknya sehingga Pak Hasan menjadi memeluk Adinda. Adinda jantungnya semakin berdetak kencang.

"Lalu Adinda berlari ke kelas sambil pikirannya melayang-layang memikirkan pak Hasan dan kejadian yang tadi.

" Ada apa Mawar memanggil saya tadi, mawar berkata aduh.........orang yang lagi kasmaran.........lupa dengan segala hal, kamu dipanggil oleh bu ayuk untuk, ada apa tanya Adinda, I do Now, kata Mawar.

Adinda langsung ke ruang guru menemukan bu Ayuk, permisi bu ada apa bu memanggil saya, begini Adinda nilai ulanganmu jelek sekali, kenapa kamu tidak belajar, apakah kamu ada masalah,  Mawar menjawab tidak bu,  Bu Ayuk berkata minggu depan kamu remidi, rajinlah-rajinlah belajar agar mendapat nilai yang bagus, ya bu Ayuk  jawab Adinda, Ya sudah kembali kelas.

Sesampainya dikelas, Mawar bertanya, ada apa dipanggil oleh bu Ayuk , Adinda menjawab, disuruh rajin belajar dan minggu depan remidi.

"Mawar menjawab, makanya jadi siswa jangan terus ngelamun memikirkan si Satpam itu, boleh pacaran tapi ingat belajar................!!!

Bel berbunyi tiga kali bertanda , pelajaran sudah selesai, dan disiswa boleh pulang. Akhir semua siswa pulang berhamburan menuju tempat parkir.

Adinda bersama Mawar pulang paling akhir, diparkiran sepeda motor tinggal ada dua, motornya Adinda dan motornya Si Satpam yang guanteng.

"Adinda menghampiri motornya sambil mencuri pandang pada Pak Hasan, Pak Hasan juga begitu, mencuri pandang pada Adinda, Adinda berkata selamat Siang Pak Hasan............? Selamat siang Adinda, Ada yang bisa Bapak bantu kata Pak Hasan, " Ada pak motor saya tidak bisa dihidupankan pak, tolong starter motor saya ya pak, Baiklah kata Pak Hasan, mana kunci motornya, lalu Adinda memberikan kunci motor, lagi-lagi tangannya saling berpegangan erat, Pak Hasan dan Adinda tidak mau melepasnya, akhirnya dikaget oleh batuknya Mawar, sehingga mereka berdua kaget, lalu kedua tangan tersebut dilepaskan. Kemudian pada Hasan menstarter motornya Adinda.            

"Aduh Adinda motornya tidak bisa distarter, lalu bagaimana saya pulang pak, Mawar sudah tahu rencananya Adinda, akhirnya Mawar berkata baiklah Adinda Kamu dibonceng oleh Pak Hasan, karena rumahmu jauh dari sekolah, sedangkan saya pulang naik angkot.

Adinda berkata " Bagaimana Pak Hasan mau mengantar saya pulang, Pak Hasan Berkata baiklah kalau begitu, Adinda pulang bersama saya.

Pak Hasan mengambil motornya lalu menstarternya, dan Adinda Naik ke Motor Pak Hasan dengan perasaan senang dan tersipu malu, diperjalan pulang Pak Hasan seketika mengerem motornya dengan kecang karena ada yang menyeberang mendadak, sehingga dengan reflek tangan Adinda memeluk pinggang pak Hasan dengan erat , lalu pak Hasan Kaget, perjalanan terus menuju rumah Adinda,  Adinda berkata stop Pak Hasan, ini rumah saya, terima kasih ya pak Hasan kata Adinda, 

Ya sama-sama jawab pak Hasan, sampai ketemu besok Pak Hasan........................!!! daaaaaaaaaaa Pak Hasan dengan wajah yang berseri Adinda masuk ke dalam rumah, lalu mamanya bertanya motor kamu mana Adinda, disekolah, tidak bisa distarter, Lalu......... mamanya bertanya siapa yang membonceng kamu, Adinda bertanya teman............Ma..........., Mamanya berkata teman sekelasnya pakai baju satpam, ada aja deh Ma................ kata Adinda sambil menuju kamarnya.

Mama mengerutu ada-ada saja anak Zaman sekarang masak temem pakai baju satpam.   Mamanya Adinda memanggil. Adinda............. turun makan siang, Adinda menjawab ya ma....................sebentar masih ganti baju, ganti baju lama tidak seperti biasanya jawab mama.

Keesokan pagi Adinda bangun seperti biasanya, lalu langsung berangkat naik Taxi, karena motor masih disekolah.

Sesampainya disekolah Adinda  tidak menemukan Pak Hasan , Adinda bertanya dalam hatinya dimana Pak Hasan Ya, Padahal hari ini Adinda mau menyatakan perasaaan pada Pak Hasan. Adinda langsung kelas sesampainya dikelas Adinda bertanya pada Mawar,   " Mawar kamu melihat Pak Hasan gak, Aduh orang yang lagi jatuh cinta satu hari tidak ketemu rasa satu bulan ya........................geledek Mawar,  " Mawar jangan bercanda kamu aku serius, tidak tuan putri jawab Mawar, mungkin saja pak Hasan Sakit, sehingga tidak hadir hari ini.

Aduh bagaimana ya, jawab Adinda, maunya hari ini aku mau mengutarakan perasaank, ooh............kamu mau menembah Pak Hasan duluan ya.............. Zaman sekarang tidak ada istilah cowok nembak duluan siapa saja boleh jawab Adinda.

"Mawar nanti sepulang sekolah antar aku ke rumeh Pak Hasan ya, Aduh kata Mawar dimana rumahnya Pak Hasan, kita kan tidak tahu...........Adinda. Begok, kamu kita tanya saja Pada Bu Lusi, buku Lusi pasti tahu ia bagian administrasi sekolah , ya.......tuhan putri demi yang lagi kasmaran.           

Sepulang sekolah Adinda dan Mawar mencari Alamat Pak Hasan, diperjalanan Adinda dan Mawar terus bertanya, akhir suatu tempat ia menemukan alamat Pak Hasan, bertapa kagetnya Adinda dan Mawar, melihat Pak Hasan bersama anak kecil dan disampingnya seorang perempuan yang cantik yang mirip dengan Adinda.

" Adinda berkata permisi Pak Hasan, Pak Hasan menoleh ternyata Adinda dan Mawar datang kerumahnya, Ada apa Adinda, Oh........... saya mau nanya mengapa bapak tidak masuk hari. Pak Hasan berkata anak saya kaget, begitu mendengar Pak Hasan berkata Adinda bagaikan disambar petir disiang bolong, mukanya murah, matanya berkaca-kaca, istri Pak Hasan Berkata ada apa ya dik....... Mawar bertanya tidak kok bu, soalnya kemarin motornya Adinda rusak, kemudian kuncinya masih dipegang oleh Pak Hasan, oh........begitu. kata istri Pak Hasan

Dengan wajah yang lesu dan pucat akhirnya Adinda meninggalkan rumah Pak Hasan. Adinda terus bersedih dan air matanya terus mengalir, Adinda berkata, Mawar mengapa cintaku tidak kesampaian dan aku mencintai orang yang sudah beristri dan mempunyai anak satu. " Mawar memberikan nasehat ini bukan salahmu Adinda, waktu dan kondisi yang menyebabkan kamu seperti ini.

Mawar lalu menepuk bahu Adinda, sudahlah Adinda itu pelajaran bagi kita, tidak, sebelum jatuh cinta kita harus tahu siapa orang yang kita cintai..............

Begitulah cinta, cinta bisa membawa perasaan bahagia, senang, tetapi bisa membuat hati kita sedih, sakit dan kecewa, tidak seperti yang kita harapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun