Mohon tunggu...
Wawan Hermawan
Wawan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Blogger

Hobi jalan-jalan, membaca, menulis dan membahagiakan orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hatiku Ditawan Senyuman

14 April 2024   15:28 Diperbarui: 14 April 2024   15:40 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam suasana yang diselimuti rasa tegang ini, polisi kemudian membuka bukti lain dari kejadian itu, dengan membedah tayangan CCTV yang terpasang dibibir jalan.

Semua keluarga Novia tak bisa mengelak dan membantahnya bahwa Novia korban tabrak lari, kemudian Polisi memutuskan saya tidak bersalah dalam kejadian itu, posisi saya hanya membantu Novia dengan membawanya ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan dan membantu menyelamatkan nyawanya.

Setelah diputuskan tak bersalah oleh pihak kepolisian, tak basa-basi saya langsung bergegas keluar ruangan RS Sentosa meninggalkan semua yang ada, terlihat dengan ujung mata ibunya Novia tertunduk dengan muka merah padam, menahan malu karena menuduhku mentah-mentah sudah melakukan dan mencelaki anaknya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari keluarganya Novia, apapun itu saya tak peduli.

@@@

Saya bergegas pulang menuju rumah, sesampainya lalu membaringkan tubuh dikasur karena badan terasa lemas sekali, menarik napas agak panjang menatap langit-langit rumah, bayangan-bayangan di rumah sakit menghiasi lamunan, tak percaya apa yang barusan dialami, namun kantuk begitu kuat menyerang hingga mata tak mampu lagi dibukakan, alam mimpi begitu indah menemani panjangnya malam.

Seolah tak pernah ada kejadian apa-apa esok pagi saya tetap melakukan aktifitas seperti biasanya, berangkat menuju tempat kerja tanpa beban apapun, termasuk ketika saya sudah dikantor.

Waktu istirahat tiba, pak Dwi selaku manager perusahaan dimana saya bekerja memanggil, "pak ditunggu di ruangan ya" katanya, saya sedikit kaget "ada apa ya"? "perasaan saya tak pernah berbuat dosa" bisik dalam hati., pak Dwi menenangkanku. Begitu saya sampai diruangannya, "santai saja pak" Seolah tahu kalau saya agak gundah "sengaja saya panggil bapak, karena ada informasi bagus pak", seketika beban dipundak ini hilang mendengar itu, kebetulan perusahaan kita buka cabang, bapak dapat promosi jabatan, untuk menjadi kepala cabang disana, "bagaimana pak siap", "siap" jawabku tegas. Menjadi kepala cabang memaksaku pindah tempat tinggal karena jarak kantor dan rumah terlalu jauh.

@@@

Setelah kejadian kecelakaan itu dan saya dapat promosi jabatan, saya tak pernah ketemu lagi sama Novia, lagian juga Novia belum tahu dimana saya tinggal, ah sudahlah saya-kan hanya menolong, tapi bagaimanapun tetap harus diakui ternyata senyum tulusnya ketika di RS Sentosa sudah "menawan hati, senyuman yang membuat saya mabuk kepayang", saya coba buang racun di pikiran yang tak karuan itu, hah itu "hanya numpang lewat", pikirku.

Suatu hari saat saya jalan-jalan ditempat wisata menikmati suasana liburan dan mencari udara segar untuk membuang semua penat beban kerja, tak sengaja saya di pertemukan lagi sama Novia, rupanya Novia juga sedang tamasya, "Mas Hakim kan?", tanyanya. "i..ii-iiia" jawabku, rasa gugup mulai menghinggapi pertemuan itu, saltingpun terjadi, padahal saya hanya sekali bertemu waktu kejadian dan menunggu Novia di rumah sakit Sentosa sesaat setelah kecelakaan.

Novia memulai melanjutkan percakapan, "mas Hakim, pindah kemana aku cari-cari kamu lho"?, dengan membuka obrolan, Novia berusaha mencairkan suasana,  aku kan belum sempat mengucapkan terimakasih  sama mas Hakim juga permohonan maaf atas segala tuduhan keluargaku pada mas Hakim, sekali lagi mohon maaf atas segala kesalahpahaman ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun