Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pesantren Transformatif: Mencetak Santripreneur Ulul Albab untuk Menjawab Tantangan Ekonomi Modern

8 Oktober 2025   20:35 Diperbarui: 8 Oktober 2025   22:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santripreneur Ulul Albab untuk Menjawab Tantangan Pasar Kerja | Ilustrasi Gemini

Saat pesantren didesak untuk berfokus hanya pada aspek agama, lulusannya seringkali tidak siap menghadapi tuntutan profesionalisme keduniawian selain menjadi guru ngaji dan semacamnya.

Keraguan ini diperparah oleh realitas masalah yang terkadang menunjukkan kurangnya profesionalisme. Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo beberapa waktu lalu jadi pelajaran penting, sebuah contoh realitas yang harus dibenahi. Jika dalam urusan membangun fisik saja kurang profesional, bagaimana alumni bisa profesional dalam membangun ekonomi bangsa?

Kunci untuk menjawab tantangan ini adalah dengan kembali pada tiga pilar filosofis dan praktis yang menegaskan tanggung jawab pesantren dalam mencetak santripreneur ulul albab.

Pilar 1: Mandat Filosofis Ulul Albab dan Al-Qur'an

Tanggung jawab pesantren untuk membekali ilmu bisnis bukanlah tambahan beban atau diluar koridor, melainkan pengejawantahan dari misi utama pendidikan Islam itu sendiri. Konsep Ulul Albab (orang-orang yang berakal atau memiliki kecerdasan utuh) secara tegas menolak pemisahan antara ibadah dan urusan dunia.

Mencari Keseimbangan

Al-Qur'an secara eksplisit memerintahkan umatnya untuk menyeimbangkan antara urusan spiritual dan tindakan di dunia. QS.3: 190-191 menegaskan bahwa Ulul Albab adalah mereka yang mampu menggabungkan dzikir (kesadaran spiritual) dan fikr (pemikiran, analisis, dan tindakan di dunia).

Memisahkan ilmu agama dari ilmu bisnis berarti memutus kedua sayap ini. Sejarah mencatat, ulama dan para penyebar agama di Nusantara seringkali adalah saudagar kaya dan mandiri.

Oleh karena itu, mencetak santripreneur ulul albab yang menguasai ilmu agama dan mahir berbisnis adalah cara pesantren memenuhi mandat Al-Qur'an untuk mencetak pribadi yang utuh dan berdaya.

Pilar 2: Mandat Praktis dan Kemandirian

Mengapa pesantren harus khawatir dengan urusan ekonomi lulusan? Karena nasib finansial alumni bisa jadi cerminan langsung kemandirian pesantren itu sendiri. Saat seorang alumni menjadi sukses secara finansial, tentunya mereka akan ikut memperhatikan pesantren almamternya sendiri maupun secara luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun