Saat pesantren didesak untuk berfokus hanya pada aspek agama, lulusannya seringkali tidak siap menghadapi tuntutan profesionalisme keduniawian selain menjadi guru ngaji dan semacamnya.
Keraguan ini diperparah oleh realitas masalah yang terkadang menunjukkan kurangnya profesionalisme. Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo beberapa waktu lalu jadi pelajaran penting, sebuah contoh realitas yang harus dibenahi. Jika dalam urusan membangun fisik saja kurang profesional, bagaimana alumni bisa profesional dalam membangun ekonomi bangsa?
Kunci untuk menjawab tantangan ini adalah dengan kembali pada tiga pilar filosofis dan praktis yang menegaskan tanggung jawab pesantren dalam mencetak santripreneur ulul albab.
Pilar 1: Mandat Filosofis Ulul Albab dan Al-Qur'an
Tanggung jawab pesantren untuk membekali ilmu bisnis bukanlah tambahan beban atau diluar koridor, melainkan pengejawantahan dari misi utama pendidikan Islam itu sendiri. Konsep Ulul Albab (orang-orang yang berakal atau memiliki kecerdasan utuh) secara tegas menolak pemisahan antara ibadah dan urusan dunia.
Mencari Keseimbangan
Al-Qur'an secara eksplisit memerintahkan umatnya untuk menyeimbangkan antara urusan spiritual dan tindakan di dunia. QS.3: 190-191 menegaskan bahwa Ulul Albab adalah mereka yang mampu menggabungkan dzikir (kesadaran spiritual) dan fikr (pemikiran, analisis, dan tindakan di dunia).
Memisahkan ilmu agama dari ilmu bisnis berarti memutus kedua sayap ini. Sejarah mencatat, ulama dan para penyebar agama di Nusantara seringkali adalah saudagar kaya dan mandiri.
Oleh karena itu, mencetak santripreneur ulul albab yang menguasai ilmu agama dan mahir berbisnis adalah cara pesantren memenuhi mandat Al-Qur'an untuk mencetak pribadi yang utuh dan berdaya.
Pilar 2: Mandat Praktis dan Kemandirian
Mengapa pesantren harus khawatir dengan urusan ekonomi lulusan? Karena nasib finansial alumni bisa jadi cerminan langsung kemandirian pesantren itu sendiri. Saat seorang alumni menjadi sukses secara finansial, tentunya mereka akan ikut memperhatikan pesantren almamternya sendiri maupun secara luas.