Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jalan Moral Kepemimpinan: Dilema Generasi Muda Antara Realitas dan Buku Teks

28 September 2025   18:03 Diperbarui: 1 Oktober 2025   13:01 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika realitas mengajarkan bahwa keberhasilan datang dari manuver yang tidak etis, maka itu menjadi pelajaran moral yang dianut, meskipun hati nurani menolaknya.

Apakah Buku Teks Gagal di Mata Generasi Muda?

Dilema ini semakin akut karena realitas masalah global yang tidak terhindarkan. Isu-isu seperti korupsi sistemik, krisis iklim yang diabaikan, atau konflik politik, genosida, yang dipicu oleh kepentingan, semua diekspos secara masif dan instan melalui berbagai media.

Kegagalan Buku Teks adalah karena seringkali tidak menawarkan solusi etis untuk menghadapi realitas politik yang penuh abu-abu. Generasi muda tidak hanya mengamati, tetapi juga menjadi korban langsung dari pilihan buruk para pemimpin.

Dampak lingkungan, para pemimpin membaca dan menandatangani fakta lingkungan, tetapi realitas menunjukkan deindustrialisasi yang merusak, membuat Gen Z mempertanyakan validitas setiap komitmen yang diberikan.

Integritas institusional, saat lembaga penegak hukum yang seharusnya menjunjung tinggi jalan moral terlibat dalam skandal, ini mengajarkan generasi muda bahwa etika adalah komoditas yang bisa diperdagangkan.

Inkonsistensi ini menciptakan rasa lelah dan sinisme politik. Bagi mereka, kepemimpinan bukan lagi panggilan mulia, melainkan serangkaian pilihan yang harus diamati dengan penuh curiga.

Pilihan Jalan Moral Otentik

Pernyataan Presiden Prabowo adalah seruan hakikat kepemimpinan. Agar generasi muda dapat belajar dengan benar, jalan moral harus ditunjukkan seorang pemimpin melalui pilihan yang kongruen dengan nilai-nilai yang diklaim.

Kepemimpinan otentik seperti yang dikembangkan oleh Robert J. Luthans menekankan perlunya kongruensi antara nilai-nilai internal seorang pemimpin dengan tindakan yang mereka lakukan.

Tindakan nyata adalah konfirmasi etika, hanya ketika pilihan pemimpin (misalnya, menolak suap) konsisten dengan nilai yang mereka ucapkan (kejujuran) barulah generasi muda dapat belajar bahwa integritas itu tidak hanya ideal, tetapi juga mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun