Ketika Tugas Kantor Beradu dengan Deadline Kampus
Situasi ini adalah realitas umum bagi banyak mahasiswa yang sambil bekerja. Saat tugas pekerjaan menumpuk dan menuntut perhatian penuh, di sisi lain, tenggat waktu tugas kuliah atau persiapan ujian juga sudah di depan mata.
Konflik ini sering kali menimbulkan tekanan luar biasa, memicu stres, kelelahan, bahkan risiko burnout. Waktu yang terbatas memaksa pemilihan prioritas yang sulit, sering kali mengorbankan kualitas salah satu sisi atau bahkan keduanya, jika tanpa manajemen yang strategis. Ini adalah medan pertempuran harian di mana efisiensi dan ketahanan mental menjadi kunci utama.
Memiliki Kemauan Yang Kuat saja tidak cukup, butuh Manajemen !
Bekerja sambil kuliah sungguh tidak mudah. Saya sendiripun pernah mengalami kondisi ini Apalagi jika seorang karyawan sudah memiliki keluarga yang membutuhkan perhatian dan biaya. Diperlukan kemauan yang kuat (strong desire). Â
Kunci sukses menyelesaikan studi sambil bekerja adalah kemauan yang kuat untuk sukses dalam pekerjaan dan kuliah sekaligus. Sungguh tidak mudah mengawinkan keduanya namun juga bukan mustahil karena sudah terbukti sudah banyak yang sukses melakukannya, pastikan niat kuat untuk selesai tepat waktu.
Imam Syafi'i memberikan nasehat bagi para penuntut ilmu. kecerdasan, semangat, sungguh-sungguh, berkecukupan, bersahabat (belajar) dengan ustadz atau guru, membutuhkan waktu yang lama (proses).
Studi Usroh juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang terbiasa mengatasi kompleksitas masalah dan kemampuan untuk bertahan (resilience), seperti kerja sambil kuliah atau kerja shift sambil kuliah akan memiliki resiliensi yang cukup baik jika dilihat dari tujuh aspek resiliensi, meskipun hanya beberapa aspek yang baru terpenuhi.
Reseliensi Diri Menghadapi Tekanan
Menurut Reivich dan Shatte ada tujuh aspek resiliensi.
1. Regulasi emosi, kemampuan untuk tetap tenang di bawah kondisi yang menekan.