Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gajah Mada: Sumpah Palapa Pemersatu Nusantara

3 Maret 2025   22:35 Diperbarui: 8 Maret 2025   12:17 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gajah Mada (Ilustrasi AI/Wawan Ridwan AS)

Selesai penaklukan Nusantara bagian Timur. Terwujudlah sudah Sumpah Palapanya Gajah Mada. Kekuasaan Majapahit membentang sejak dari ujung utara Suma tera sampai ke Irian. Melingkar dari tanah Semenanjung Melayu sampai ke Pilipina Selatan terus ke Sangir Talaud. Wilayah kekuasaan Majapahit, itu sudah melebihi daerah yang disebutkan dalam Sumpah Palapa.

Tiba pada waktunya, Hayam Wuruk pun dinobatkan sebagai raja. Wali mahkota sudah tak perlu lagi. Gajah Mada tetap dalam kedudukannya sebagai patih, Raja sangat menghormati dan mengagumi Gajah Mada. Bagi Raja Hayam Wuruk, Gajah Mada adalah guru serta pahlawan yang sangat dihormati. Jasanya kepada negara, tidak ada yang melebihi di seluruh kerajaan.

Perang Bubat

Pada suatu ketika terjadi perselisihan antara Gajah Mada dengan Hayam Wuruk dan semua keluarga kraton. Hayam Wuruk sudah memutuskan akan mengambil Dyah Pitaloka, putri raja Pajajaran sebagai permaisuri.

Selama ini raja Pajajaran tidak pernah mengirim utusan ke Majapahit sebagai tanda mengakui kekuasaan Majapahit. Gajah Mada tidak senang akan hal itu.

Raja Pajajaran mengantar sendiri puterinya dengan penuh kebesaran dan mendarat di pelabuhan Cangu. Saat berhenti di lapangan Bubat, mereka menunggu jemputan Majapahit.

Raja Pajajaran ingin disambut secara kebesaran oleh Raja Majapahit. Gajah Mada murka. Itu artinya Raja Hayam Wuruk sederajat dengan raja Pajajaran. Berarti Pajajaran tidak tunduk kepada Majapahit.

Gajah Mada lalu menyerang tentara Pajajaran di lapangan Bubat. Perang hebat tak terelakkan, semua ksatria Pajajaran gugur mempertahankan kehormatan. Raja Pajajaran sendiri tewas. Melihat ayahnya tewas, putri Dyah Pitaloka lalu bunuh diri.

Hayam Wuruk dan semua keluarga istana murka kepada Gajah Mada. Gajah Mada dianggap terlalu lancang. Urusan perkawinan pun dianggapnya urusan pemerintahan. Kepatihan Gajah Mada lalu diserbu. la lari ke hutan, mengembara penuh penderitaan selama dua tahun.

Akan tetapi raja Hayam Wuruk dan semua keluarga istana cepat sadar. Gajah Mada melakukan itu bukanlah untuk kepentingan pribadinya. Melainkan untuk tegaknya kekuasaan Majapahit. Untuk tetap terwujudnya Sumpah Palapa, persatuan seluruh Nusantara.
Selama Gajah Mada tidak ada, roda pemerintahan seperti berhenti. Tak ada orang yang bisa menggantikan Gajah Mada. Tak ada menteri, tak ada keluarga raja setangkas dan sepintar dia. Gajah Mada lalu dicari kembali.

Ketika ia kembali ke istana, keadaan badannya sudah jauh berubah. Penderitaan selama dua tahun dalam pengembaraan, membuatnya dijangkiti berbagai penyakit. Badannya yang dulu kekar sekarang kelihatan kurus dan tanpa semangat. Hanya matanya tetap bercahaya. Namun ia tetap mampu menjalankan roda pemerintahan. Kecerdasan dan ketangkasannya dalam bertindak tidak berubah. Beberapa kali ia mengawal Hayam nya yang tetap bercahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun