Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gajah Mada: Sumpah Palapa Pemersatu Nusantara

3 Maret 2025   22:35 Diperbarui: 8 Maret 2025   12:17 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gajah Mada (Ilustrasi AI/Wawan Ridwan AS)

Berbekal cita-cita itulah Gajah Mada datang ke Majapahit yang dipimpin Jayanegara yang menggantikan ayahnya Kertarajasa pendiri Majapahit.

Peristiwa pemberontakan Kuti telah membuat nama Gajah Mada menjulang tinggi. Namanya harum sebagai pahlawan pembela raja. Semua orang menyebut namanya dengan hormat dan bangga. la sangat populer, lebih populer dari seorang menteri. Raja sangat sayang dan kepercayaannya. Lambat laun Gajah Mada menjelma menjadi orang yang sangat penting sekalipun belum memegang suatu jabatan yang tinggi.

Suatu kali Jayanegara jatuh sakit. Bersamaan itu raja difitnah telah berbuat tidak senonoh dengan isteri Tanca, teman Kuti. Pada saat pemberontakan terjadi, Tanca tidak ikut dihukum karena tidak terbukti kesalahannya.

Sakit raja semakin bertambah dan harus dioperasi. Kebetulan dokter istana tidak ada. Tanca adalah seorang dokter bedah. Karena tidak ada orang lain, Tanca diminta mengoperasi raja.

Disaksikan Gajah Mada, Tanca melakukan operasi. Operasi sudah berhasil, akan tetapi tiba-tiba Tanca menikamkan pisau operasinya kepada raja. Raja meninggal di tempat itu juga. Gajah Mada terkejut. Tanca hendak lari, saat itu juga Gajah Mada langsung menikam Tanca dan gugur di tempat.

Namun kejadian ini menimbulkan desas desus bahwa Gajah Madalah yang menyuruh Tanca membunuh raja agar tidak terbongkar rahasianya. Padahal Gajah Mada adalah musuh bebuyutan Tanca sejak peristiwa pemberontakan Kuti. Keadaan di istana menjadi genting.

Gajah Mada sadar betul akan bahaya yang mengancam dirinya. Tapi yang paling ditakutkannya adalah ancaman terhadap mahkota. Tidak ada pewaris mahkota. Kertarajasa tidak mempunyai anak laki-laki lagi. Sedang Jayanegara juga tidak berputra. Inilah rupanya yang menjadi sasaran Kuti dan Tanca.
Selesai pemakaman raja Jayanegara, Gajah Mada menghadap rani Kahuripan, Tribuanattungga Dewi dan Rani Daha, Mahadewi. Kedua rani itu adalah saudara Jayanegara dari lain ibu. Anak Kertarajasa dari putri Kertanegara raja Singasari, Kedua putri itu tadinya menjadi raja bawahan yang tunduk kepada Majapahit.

Kepada kedua putri itu, Gajah Mada mengutarakan bahwa tahta sedang kosong dan mengusulkan agar mereka jadi wali mahkota sampai melahirkan seorang pewaris. Kedua raja putri itu segera menyetujui usul Gajah Mada yang mereka percayai. Bagaimanapun takhta kerajaan tidak boleh kosong.

Untuk kedua kalinya Gajah Mada menyelamatkan mahkota kerajaan, la berpandangan jauh ke depan dan cepat dalam segala tindakan. Tiga puluh dua tahun lamanya, kedua putri Kertarajasa itu menjadi wali mahkota. Waktu yang cukup lama, dan itu adalah berkat ketangkasan Gajah Mada.

Pengangkatan Mahapatih Gajah Mada

Tak lama setelah Jayanegara meninggal, patih amangkubumi Arya Tadah minta mengundurkan diri dan mengusulkan kepada wali mahkota, agar Gajah Mada yang ditunjuk jadi penggantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun