Bagian Sembilan
Ratu Hoaks
*
Di antara keremangan cahaya malam, aku terus berjalan mengiringi langkah kaki wanita berkulit hitam manis yang terus berjalan pelan menyusuri lorong panjang Alam Hayalan.
Sesekali, kulirik wajah pucat tanpa riasan makeup wanita cantik yang mengenakan kerudung panjang berwarna hitam, yang terus berjalan sambil menggenggam erat tangan kiriku tanpa mengeluarkan sepatah katapun itu.
Langkahku terhenti sejenak.
Di ujung sana, kulihat wanita tua yang mengenakan pakaian berwarna putih sedikit pudar itu terus menatap kearah kami berdua.
Sambil melihat sosok wanita tua yang wajahnya tidak terlalu jelas di antara keremangan cahaya malam, aku bertanya pada wanita berkulit hitam manis di sampingku ini.
"Itu Siapa?" tanyaku sambil menunjuk ke arah sosok wanita tua yang sedang duduk sendirian, menghadap ke arah dinding yang tak berujung di depannya itu.
“Di dunia Politik, dia di juluki Ratu Hoaks,” jawabnya pelan. Sambil melihat kearah wanita tua di ujung sana yang sedari tadi kulihat diam tak bergeming.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hoaks mengandung makna berita bohong, berita tidak bersumber.
Menurut Silverman (2015), hoaks merupakan sebagai rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun “dijual” sebagai kebenaran.
Menurut Werme (2016), mendefiniskan Fake news sebagai berita palsu yang mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu.
Hoaks bukan sekedar “misleading” alias menyesatkan, informasi dalam fake news juga tidak memiliki landasan faktual, namun disajikan seolah-olah sebagai serangkaian fakta. [i].
Tanyaku lagi pada wanita cantik berwajah pucat tanpa riasan makeup disampingku ini.
“Aku tak bisa menjawabnya sekarang, biarlah nanti Sang Waktu yang akan menjawabnya.” katanya lagi.
“Ada yang ingin bertemu dengan abang di ujung saja,”
Jawab wanita berkulit hitam manis ini seraya melepaskan genggaman tangannya.
Kutatap wajah cantik wanita berwajah pucat tanpa riasan makeup di depanku ini.
“Maukah abang berjanji padaku? Apapun yang terjadi nanti, abang tidak akan pergi meninggalkan kakak sendirian ditempat ini.
“Iya,” jawabku pelan di telinganya.
Dari balik bahu wanita berkulit hitam manis yang sedang memeluk erat tubuhku.
Selanjutnya, sambil bernyanyi, kulihat tubuh tuanya itu mulai bergerak seperti orang yang sedang menari. Mengikuti hentakan irama musik yang tiba-tiba terdengar begitu keras di tempat ini.
Wanita cantik berkulit hitam manis yang mengenakan kerudung panjang berwarna hitam itu, sepertinya baru sadar kalau ternyata ada orang lain di tempat ini. Masih dengan nafas sedikit tersengal, dia berusaha melepaskan pelukan eratku di tubuhnya.
“Kita harus cepat kesana bang," kata wanita berkulit hitam manis ini sambil mengatur jalan nafasnya yang tak beraturan saat ini.
Melewati wanita tua yang sedang menari sambil terus bernyanyi di tempat ini.
Dari balik dinding tinggi yang tak berujung. Sayub-sayub telingaku masih mendengar suara sumbangnya menyanyikan lagu yang terdengar aneh di tempat ini.
[i]:https://id.wikipedia.org/wiki/Berita_bohong