Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Wanita di Penghujung Malam

19 Juni 2018   23:30 Diperbarui: 11 Desember 2018   18:33 1839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti memahami kegelisahanku, yang merasa begitu canggung di depannya. Sambil melihat  mataku yang sesekali melirik ke arah pintu kamar-nya, wanita berkulit hitam manis ini kembali berkata;”Abang jangan kuatir, suami kakak tidak akan marah melihat kita ngobrol berdua di tengah malam seperti ini.” Katanya lagi sambil tersenyum, mungkin merasa lucu melihatku yang seperti orang ketakutan duduk berdua dengannya malam ini.

Hem, suami macam apa pria itu! Membiarkan istrinya ngobrol berdua dengan pria lain di tengah malam seperti ini, sementara dia malah tidur di kamarnya. Batinku mulai menghakimi pria ramah yang tadi malam cukup lama ngobrol akrab denganku itu.

“Kami pernah mengalami hal-hal gila sebelumnya, dan kakak tau ia begitu pasrah dan rela menahan perasaan nya sendiri demi kesembuhan kakak, buktinya sampai hari ini rumah tangga kami masih baik-baik saja.” Katanya lagi sambil tertawa kecil ke arahku, barisan gigi putih yang terlihat begitu bersih dan rapi itu juga ikut-ikutan mencoba untuk menenangkan kekuatiranku.

Maksudnya? Tanyaku sambil melihat ke arah barisan gigi putihnya itu, dan sepertinya mereka memang berhasil mengusir rasa kuatirku jauh-jauh saat ini.

“Kami sudah berobat kemana-mana, mulai dari tahun pertama menikah hingga sekarang sudah memasuki usia yang ke empat tahun pernikahan kami.” Jawabnya lagi sambil menatap ke dua mataku dalam-dalam. Seolah ingin menunjukan keseriusan ucapan nya, bahwa dia tidak sedang berusaha membohongiku yang terlihat begitu bodoh malam ini. Kutatap Jam dinding di sudut ruang makan, wanita berkulit hitam manis kembali meneruskan ceritanya.

“Almarhum suami kakak yang pertama dulu masih sering datang menjumpai kakak, kata orang pintar yang kami datangi, katanya dia belum iklas melepaskan kakak, kami sudah berobat ke mana-mana, mulai dari dukun hingga ke kyai pun sudah kami datangi.

Mulai dari yang meminta syarat kembang setaman sampai yang meminta syarat untuk menyetubuhi kakak agar dia bisa menghilangkan gangguan almarhum suami kakak itu.” Katanya lagi sambil sedikit menunduk malu menceritakan kenangan-nya beberapa waktu yang lalu.

Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Bersetubuh / persetubuhan atau hubungan seksual artinya secara prinsip adalah tindakan sanggama yang dilakukan oleh manusia. Akan tetapi dalam arti yang lebih luas juga merujuk pada tindakan-tindakan lain yang sehubungan atau menggantikan tindakan sanggama, jadi lebih dari sekadar merujuk pada pertemuan antar alat kelamin lelaki dan perempuan.

Dan suami kakak tau syarat yang diminta oleh dukun yang meminta syarat untuk bersetubuh itu? Tanyaku sedikit penasaran, dan entah kenapa aku jadi berdebar-debar menunggu jawaban nya.”Iya” jawabnya, sambil menganggukan kepala.

Terus? Tanya ku makin penasaran dengan reaksi suaminya nanti ketika dia mendengar ada orang yang ingin menyetubuhi istrinya itu.”Abang memberi izin, dan dia iklas, yang penting bisa menyembuhkan kakak” katanya lagi.

Aku cuma diam, tak bisa berkata apa-apa lagi mendengar ucapannya barusan, kutatap seraut wajah cantik yang tengah tersenyum hambar menatapku ini. Jujur saja sedikit kering tenggorokanku saat ini, membayangkan wanita berkulit hitam manis ini melayani dukun yang hendak mengobatinya kala itu. Dan entah kenapa sedikit hambar kurasakan kopi yang ku teguk barusan, ketika mendengar perjuangan suami istri ini untuk berobat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun