Usai memastikan pertolongan dari dua orang tersebut, saya meminta rombongan untuk tetap tenang dan menyimak penjelasan saya. Nantinya rombongan saya bagi menjadi dua. Kelompok pertama yakni Anggi, Kanaya, Fred, dan Her, satu persatu akan ikut petugas penjaga hutan ke pondoknya dan menginap di sana.Â
Sementara saya, Lukman, Prita, dan Kevin menunggu mobil sedan untuk kembali ke penginapan. Keluarga Lukman perlu diprioritaskan kembali ke penginapan malam itu juga.Â
Pertimbangan utamanya karena Kevin memiliki kerentanan penyakit asma. Sembari menunggu pertolongan datang, Lukman dan Prita harus terus bersama Kevin agar anak itu tetap nyaman dan memperkecil kemungkinan asmanya kambuh.Â
Lukman membantu saya meyakinkan rombongan bahwa ini adalah cara terbaik. Waktu yang dibutuhkan untuk menjemput dan mengantar satu orang dengan sepeda motor ke rumah penjaga adalah 30 menit, sehingga untuk mengantar empat orang dibutuhkan sekitar 2 jam.Â
Sementara mobil sedan diperkirakan akan tiba dalam 2 jam 15 menit. Dengan demikian membagi rombongan menjadi dua kelompok adalah pilihan terbaik karena semua akan bisa dievakuasi dalam waktu yang hampir bersamaan.
***
Saya mengajak Her mengumpulkan kayu dan ranting kering di sekitar lokasi untuk membuat api unggun. Selain untuk menghalau gangguan binatang liar, nyala api unggun juga menjadi penanda keberadaan kami. Â
Suara motor terdengar mendekat. Penjaga tiba membawa apa yang saya minta, termasuk selimut untuk Kevin agar tidak kedingingan. Seperti diketahui udara dingin dan kelelahan bisa memicu asma kambuh.
Orang pertama yang harus dihantar ke rumah penjaga adalah Anggi. Sebelum Anggi pergi saya minta sebagian cokelat miliknya. Setibanya di rumah penjaga Anggi harus segera mengobati kakinya yang terkilir agar tak semakin parah.
Saya meminta rombongan yang tersisa untuk beristirahat di dalam minibus dan makan dengan berbagi makanan yang ada, termasuk cokelat dari Anggi. Sementara saya dan Her berada di luar memperhatikan situasi sekitar.Â