Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kaesang Mati-matian Jualan Pisang, Janethes Jualan Pulsa

10 November 2018   10:35 Diperbarui: 10 November 2018   12:33 2711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sang Pisang dan JANETHES Selluler (dok. pri).

"Hanya Anak Bungsu Yang Kalah Oleh Para Cucu"

Demikianlah yang tertulis di kolom info twitter @kaesangp milik Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo. Kalimat tersebut menarik karena menyebutkan kata "kalah" dan "para cucu".

Mudah ditebak bahwa yang dimaksud "para cucu" adalah cucu-cucu Presiden Jokowi yakni Jan Ethes Srinarendra dan Sedah Mirah. Jan Ethes yang merupakan anak dari pasangan Gibran dan Selvi Ananda adalah cucu pertama presiden. Sementara cucu kedua yakni Sedah Mirah merupakan putri Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.

Lalu bagaimana dengan kata "kalah"? Tampaknya itu adalah upaya Kaesang untuk menggambarkan kondisi dan relasi antara dirinya dengan pamor cucu presiden, terutama Jan Ethes. 

Sang Pisang, produk bisnis jualan pisang milik Kaesang Pangarep (dok. pri).
Sang Pisang, produk bisnis jualan pisang milik Kaesang Pangarep (dok. pri).
Seperti diketahui bahwa Jan Ethes akhir-akhir ini semakin sering terlihat beraktivitas bersama Presiden Jokowi. Entah itu bermain maupun menghadiri sejumlah acara penting.

Kemunculan balita 2 tahun tersebut di berbagai kegiatan presiden menciptakan  banyak momen menarik yang disorot media dan masyarakat. Misalnya saat Jan Ethes berinteraksi dengan para jurnalis menjelang upacara HUT RI ke 73. Kemudian tingkahnya saat menemani presiden hadir di upacara Asian Para Games 2018. 

Jangan lupakan pula bagaimana aksi lucu Jan Ethes yang membuat Paspampres susah payah menjaganya saat pengajian akbar Hari Santri di Benteng Vastenburg, Solo, beberapa waktu lalu. Saat itu Paspampres terlihat berusaha keras "menaklukkan" kelincahan Jan Ethes yang asyik berlarian di atas panggung. Paspampres juga sempat dibuat kebingungan manakala Jan Ethes menghampiri peserta pengajian dan bergabung bersama mereka. Video kejadian itu ramai beredar di media sosial.

Cuitan-cuitan menggelitik yang dibuat Kaesang di akun twitter miliknya (twitter.com).
Cuitan-cuitan menggelitik yang dibuat Kaesang di akun twitter miliknya (twitter.com).
Semakin sering tampilnya Jan Ethes bersama Presiden Jokowi ditambah pesona lucunya yang memang menggemaskan membuatnya segera menjadi kesayangan publik dan media. Pada saat yang sama Kaesang justru semakin jarang "diajak" oleh sang ayah. Keadaaan inilah yang oleh Kaesang dinarasikan dengan "kalah oleh para cucu".

Tentu  itu bukan sebuah protes yang serius. Apalagi, Kaesang selama ini dikenal berpembawaan santai dan senang melucu. Namun, keluh kesah Kaesang sebagai anak bungsu yang "tersisih" ternyata memancing respon yang riuh dari para warganet. 

Banyak pengikutnya di media sosial merisak dan mencandai nasib Kaesang yang dikalahkan oleh Jan Ethes. Bahkan, ketika suatu hari Kaesang membuat cuitan "Saya tidak pernah diajak lagi", hal itu segera dikomentari oleh banyak warganet. Gambar-gambar lucu diunggah untuk menggambarkan kemalangan Kaesang. Tanggapan yang menggelitik segera menyerbut Kaesang . Ada yang meminta Kaesang untuk memeriksa kartu keluarga demi memastikan statusnya di keluarga Presiden Jokowi. Ada yang menyebutnya memang bukan anak presiden melainkan hanya pengawal Jan Ethes. Bahkan, dia dianggap bukan siapa-siapa dan hanya seorang penjual pisang.

Cara komunikasi Kaesang berhasil membuat Sang Pisang dibeli banyak orang (twitter.com).
Cara komunikasi Kaesang berhasil membuat Sang Pisang dibeli banyak orang (twitter.com).
Percakapan perihal penjual pisang inilah yang kemudian banyak berlanjut di media sosial, terutama twitter. Kaesang pun mengkapitalisasi kemalangannya sebagai penjual pisang dan putra bungsu yang tersisih untuk mempromosikan bisnis Sang Pisang. 

Dengan konsisten Kaesang menjalankan strateginya secara kreatif. Terlihat dari seringnya ia mencuitkan hal-hal konyol dan penuh jokes, serta rajin merespon tanggapan warganet yang menyinggung soal Sang Pisang dan Jan Ethes. 

Belakangan ia tak hanya menghubungkan relasi antara kemalangan putra bungsu dan pesona Jan Ethes yang semakin memikat. Kaesang juga menggerakkan linimasa media sosial dengan keinginannya membeli iPad baru dan mobil. Ia pun berharap "bantuan" para warganet untuk membeli Sang Pisang karena jika nugget pisang itu  laris maka semakin cepat ia bisa mengumpulkan uang untuk membeli iPad baru.

Lagi-lagi gaya komunikasi ala Kaesang seperti itu direspon ramai oleh warganet. Dalam beberapa hari terakhir semakin banyak pengikutnya yang mengunggah foto telah membeli dan menikmati Sang Pisang. Komentar-komentar lucu pun menyertai unggahan-unggahan tersebut. 

Kios JANETHES Selluer di tepi Jalan Lingkar Utara Yogyakarta (dok. pri).
Kios JANETHES Selluer di tepi Jalan Lingkar Utara Yogyakarta (dok. pri).
Aspek lain dari Sang Pisang juga dikapitalisasi secara kreatif menjadi perbincangan di media sosial. Misalnya soal garpu plastik yang disertakan dalam kemasan Sang Pisang. Ketika warganet menganggap Kaesang pelit dengan hanya memberikan satu garpu kecil yang rapuh, Kaesang pun merespon secara tak terduga hingga membuat warganet gemas. 

Dampaknya perbincangan soal Sang Pisang terus berlanjut di media sosial. Malah tidak sedikit warganet yang ingin membeli Sang Pisang agar bisa mendapatkan garpu lebih banyak atau hanya ingin membeli garpunya saja.

Bentuk-bentuk percakapan seperti itu  dirawat dengan baik oleh Kaesang. Upayanya tampak berhasil. Kaesang membuat identifikasi terhadap Sang Pisang semakin kuat melalui percakapan warganet di media sosial. 

Ia membiarkan warganet menertawakan kemalangan seorang putra bungsu presiden yang tersisih oleh cucu presiden, lalu menjadikan itu sebagai medium untuk meningkatkan relasi demi misi-misi yang dikehendakinya, salah satunya adalah membuat Sang Pisang semakin laku.

Sementara itu di Yogyakarta Janethes justru berjualan pulsa. Di tepi Jalan Lingkar Utara Yogyakarta, tepatnya di sebelah barat Hartono Mall Jogja, kios "JANETHES Selluler" berdiri. 

Tulisan "JANETHES" yang berwarna merah dengan latar kuning menjadikannya mencolok dan sudah terlihat dari jauh. Buka selama 24 jam, kios tersebut menjual pulsa dan produk digital lainnya seperti kuota internet dan top up uang elektronik. 

Nama "JANETHES" yang melekat pada kios tersebut tentu sangat menarik karena mirip dengan Jan Ethes. Apakah ada kaitannya dengan cucu presiden atau anak-anak presiden yang gemar berbisnis itu?

Kios
Kios
Ternyata JANETHES seluler bukan bisnis milik Kaesang, Gibran, apalagi Jan Ethes. Akhir Oktober lalu saat mengisi pulsa di kios tersebut saya sempat bertanya kepada dua orang pegawainya. Disebutkan bahwa kios itu baru sekitar 2 tahun berdiri. Meski dikatakan tidak ada hubungannya dengan keluarga Jokowi, pegawai itu tak tahu alasan pasti sang pemilik menamai tempat usahanya dengan Jan Ethes.

Apakah nama "JANETHES" memang terinspirasi dari nama cucu Presiden Jokowi? Jangan-jangan sang pemiliknya sejak jauh hari sudah memprediksi bahwa Jan Ethes akan menjadi kesayangan masyarakat Indonesia dan menggusur pamor Kaesang. Kasihan Kaesang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun