Siang ini terasa panas. Para guru ngegas di play ground melatih anak performance di luar kelas. Kapankah tugas ini akan tuntas?
Satu minggu ini, di sekolahku menjadwalkan seminggu penuh untuk persiapan BreakFEST--gelar karya Project Based Learning ala sekolahku. Murid-murid datang pukul 08.00 WIB, dan pulang pukul 12.00 WIB. Meski hanya setengah hari bersama murid di sekolah, energi yang keluar tak kalah dengan hari-hari biasa.
Waktu mengajar murid menyanyi, ada murid yang iseng berlarian di kelas. Sudah diberi aba-aba, "Siap, grak!", tapi masih ada yang lesehan, bahkan rebahan. Sudah diminta membuat skrip untuk presentasi, malah ada yang ngegibah tentang artis Korea. Diminta menyanyi, malah kumur-kumur. Diminta menyimak, malah berteriak.
Gurunya pusing....
Dalam kondisi seperti ini, membayangkan makan nasi padang dan es jeruk menjadi cara paling efektif untuk mengisi kembali energi. Tiba-tiba, datang kabar di grup WA yang mengembangkan senyum bagi guru dan staf.
"Teman-teman, semua guru dan staf akan mendapat kopi Sta*b*cks dan makan siang dari orang tua murid kelas 1 ya!" tulis seorang rekan. Puji Tuhan! Tuhan tahu kesulitan dan dahaga yang dialami hamba-hambaNya.
Diketahui, orang tua tersebut adalah pemilik armada bus berwarna biru. Terima kasih atas berkatnya, parent! Orang tua tersebut merayakan ulang tahun anaknya bersama teman-teman di kelas. Semua guru dan staf juga diberi hampers berupa kopi mahal dan paket ayam goreng. Hari yang mantab!
Omong-omong tentang kopi mahal ini. Aku pertama kali mencicip kopi seharga Rp50.000/gelas saat menjadi relawan pengajar gempa di Lombok, NTT. Ada seorang sponsor yang mengajakku dan rekan relawan mengobrol sambil minum kopi mahal ini. Rasanya? Jelas enak dong!
Harga kopi yang takkan terbeli oleh kaum relawan, hehe! Hingga bekerja, aku tak pernah membeli kopi tersebut. Harganya tetap mahal! Meski begitu, aku bersyukut beberapa kali kembali mencicip kopi mahal tersebut.
Suatu siang, orang tua lupa memesankan menu makan siang untuk muridku. Sebagai wali kelas, aku membelikan untuk murid tersebut. Aku tulus, tak mengharap apa pun. Esoknya, orang tuanya mengucapkan terima kasih sambil membelikan segelas kopi mahal merk di atas berikut sepotong roti. Berkah anak soleh...