Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Tak Semarak Tanpamu, Kolak

30 April 2020   13:44 Diperbarui: 30 April 2020   14:01 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka, para pejuang takjil ini mayoritas adalah para pemuda lokal yang kreatif dan responsif memanfaatkan momen Ramadan untuk meraup nafkah. Hanya satu dua ibu-ibu muda yang ikut nimbrung. Di antara barisan kolak, ada juga yang tak ingin kalah menjajakan penganan ringan mainstream, seperti bakso bakar, kentang goreng, sosis bakar hingga baby cumi. Tak hanya di pusat kota, di pinggiran pun para pemuda ini membuka lapak. Begitulah euforia Ramadan. Mau sepi atau ramai, mau di pusat kota atau pinggiran, kuliner adalah menu wajib!

Rugi besar jika anda lewat Salatiga tanpa mencicipi kulinernya. Oleh pemerintah daerah yang bekerja sama dengan pedagang dan penggiat UKM, dibuatlah program street food secara periodik di Jalan Raden Patah, dan ditetapkan lokasi khusus kuliner di Jalan Seruni. Pemerintah cukup serius mendukung kemajuan kuliner di Salatiga.

Ada satu cerita unik. Terdapatlah dua pemuda berhati tulus nan iklhas, hendak menguji mental menjajakan kolak. Di balik hobi perang di dalam game online, tak ada kata malu dalam kamus mereka. Bersiaplah mereka dengan dua puluh gelas kolak yang ditata rapi di sebuah nampan. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya tahu mereka bukan juru kolak. Entah membaca resep dari mana, tiba-tiba mereka bisa meracik seberapa kental santannya, semanis apa kuahnya, dan berapa potong pisang yang diisikan ke dalam gelas. Beranjaklah sekawan itu dua jam sebelum magrib, waktu ideal untuk melapak.

Tips bagi pedagang pemula. Sebelum membuka lapak, lakukan survei untuk melihat potensi daya beli masyarakat.

Survei sudah, dagangan siap. Dengan cekatan keduanya berhenti di satu trotoar di sudut alun-alun kota, tempat persimpangan pengendara dari berbagai penjuru. Itulah kekuatan sebuah survei. Hanya mereka satu-satunya penjual kolak di tempat itu. Bahkan, mereka itulah satu-satunya pedagang! Menurut analisa, ancaman persaingannya NOL. Jadi dengan teramat rela mereka siap menyambut rezeki. Masalahnya, tak ada pesaing, tak ada juga pembelinya, hahaha.

Antara kasihan dan ingin menertawakan. Bagaimana pun mereka telah belajar, urusan menjajakan kolak pun bukan hal sepele. Butuh strategi dan perhitungan bisnis yang akurat, perlu tim promosi dan publikasi, butuh kecermatan membaca peluang pasar; bukan sekedar mencampur bahan dan mengemas dan lalu membuka lapak. Setidak-tidaknya mereka telah berkontribusi menyemarakkan Ramadan dengan kolak.


Kalau Ramadan di kota tempat tinggalmu seberapa semarak, guys?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun