Adakah di antara pembaca pernah mendengar atau berujar demikian? Seolah-olah guru hidupnya pas-pasan. Wong memang benar! Yang PNS tidak masuk hitungan.
Ngomong-omong tentang PNS, manusia mana di Indonesia yang tidak mendamba jabatan ini. Gajinya tetap, jaminan jelas sepanjang hayat. Beragam usaha dilakoni, dari yang membawa jimat ke lokasi tes, sampai menjadi honorer bertahun-tahun dengan iming-iming suatu kelak akan diangkat. Yah, namanya juga usaha. Bagaimana dengan manusia yang memang ditakdirkan tidak menjadi PNS namun tuntutan hidup mengharuskan mereka mendaftar?
Guru PNS pasti sejahtera. Masalahnya, tugas mendidik generasi bangsa tidak hanya diemban mereka yang berseragam KORPRI.
Ada mereka yang mengajar sepenuhnya, digaji seingatnya.
Guru nonPNS gajinya kecil. Untuk beberapa kasus, pengajar di yayasan besar mungkin sedikit lebih baik dibanding honorer di sekolah negeri. Saya agak malu menulis bagian ini karena betulan ada guru yang digaji Rp300.000 sebulan (dibayarkan tiga bulan sekali, kalau anggarannya pas ada!) dan tetap gigih membasmi kebodohan.
Beberapa waktu yang lalu Kementrian PANRB dan DPR telah menghapuskan predikat guru honorer. Bagus. Supaya ada kejelasan, yang menjadi guru adalah yang statusnya PNS atau PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Entah yang selama ini bernafas dari honorer, akan makan apa esok. [2]
-- bersambung --
* Pemaparan ini disampaikan berdasarkan pengalaman di sekolah swasta
[1] Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
[2] www.liputan6.com