Untuk itu, peran keluarga, khususnya orang tua dan tokoh adat, sangat penting dalam menanamkan kembali nilai-nilai pancakaki kepada anak-anak sejak dini. Kegiatan seperti ngariung (berkumpul keluarga), mapag dulur (menyambut saudara), dan nyekar (ziarah ke makam leluhur) bisa menjadi sarana edukatif dan emosional yang memperkuat ikatan antaranggota keluarga.
Pancakaki bukan sekadar catatan silsilah, tetapi juga jembatan yang menghubungkan manusia dengan akar budayanya. Dalam masyarakat Sunda, ia menjadi salah satu pilar penting dalam membentuk karakter sosial yang kuat, penuh empati, dan hormat terhadap sesama. Mari kita jaga dan lestarikan nilai-nilai pancakaki agar warisan budaya Sunda terus hidup dan relevan di tengah zaman yang terus berubah. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI