Mohon tunggu...
Wahyu Hidayattulloh
Wahyu Hidayattulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam UIN Siber Syekh Nurjati

Mari menyelam ke dalam keabsurdan duniawi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Efektivitas Metode Jigsaw di Kelas 12.3 MAN 2 Kota Cirebon: Antara Tantangan dan Harapan.

20 September 2025   19:46 Diperbarui: 20 September 2025   19:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Last Moment With 12.3 MAN 2 Kota Cirebon.

Selama 20 hari penulis menjalani PPL di MAN 2 Kota Cirebon, ada satu hal menarik yang cukup menantang untuk diperhatikan yaitu penerapan metode pembelajaran jigsaw di kelas 12.3. Dalam praktiknya, siswa biasanya dibagi ke dalam beberapa kelompok, kemudian mereka menyiapkan bahan ajar dalam bentuk PowerPoint, dan mempresentasikan di depan kelas.

Metode ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka, yang menekankan bahwa siswa perlu belajar lebih mandiri, sementara guru berperan sebagai pendamping dan pemberi arahan tambahan. Menurut penulis, ini menarik untuk dikaji karena penerapannya membawa dampak yang sangat beragam, ada sisi positif, namun juga tantangan yang perlu dicermati.

Dari 29 siswa yang mengisi kuisioner, sebanyak 55,2% menyatakan metode jigsaw kurang membantu dalam pemahaman materi ajar. Alasan yang paling dominan adalah bahwa pemateri kerap kali kurang memahami materi yang dipresentasikan, sehingga audiens pun ikut kesulitan dalam menangkap isi pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun metode ini mendorong siswa untuk aktif, tetap ada risiko ketika siswa belum siap secara penuh dalam menguasai materi.

Bahkan, menurut pengakuan ketua kelas yaitu Ahmad Syarief Hidayatullah, salah satu tantangan yang paling terasa adalah masih banyak murid yang kurang fokus. Kadang ada yang ngobrol sendiri, nggak memperhatikan, atau sekadar ikut-ikutan temen tanpa benar-benar paham isi materi. Hal ini bikin dinamika diskusi jadi kurang maksimal.

Namun, sisi positif juga tidak bisa diabaikan. Salah seorang siswi yaitu Khofidotul Liylatul Khomsah, berpendapat bahwa metode jigsaw justru cukup efektif dalam meningkatkan kemampuannya dalam berkomunikasi. Menurutnya:

"Presentasi melatih siswa untuk menyampaikan materi dengan jelas dan terstruktur, sekaligus menarik perhatian audiens. Presentasi juga bukan hanya melatih pemahaman, tetapi juga menumbuhkan kepercayaan diri, keterampilan berbicara, dan kemampuan membangun interaksi melalui media visual dan dialog interaktif".

Selain itu, beberapa siswa juga mengusulkan perlunya variasi metode lain untuk menunjang pemahaman, misalnya dengan mengadakan kuis atau latihan soal setelah materi disampaikan. Hal ini bisa menjadi evaluasi sederhana yang sekaligus memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.

Foto setelah pembelajaran di kelas 12.3 MAN 2 Kota Cirebon
Foto setelah pembelajaran di kelas 12.3 MAN 2 Kota Cirebon

Dari pengalaman ini, penulis belajar bahwa metode jigsaw memang punya potensi besar, tetapi tidak bisa dilepaskan sepenuhnya dari peran guru. Guru tetap harus hadir sebagai penopang, memberi arahan, dan melengkapi kekosongan yang muncul ketika siswa kesulitan menjelaskan. Di sinilah relevan dengan pemikiran John Dewey, seorang filsuf pendidikan yang menekankan bahwa belajar adalah proses sosial yang terjadi dalam interaksi. Menurut Dewey, "Education is not preparation for life; education is life itself." Belajar bukan hanya soal menguasai materi, melainkan membentuk kemampuan untuk hidup bersama, berkomunikasi, dan bekerja sama.

Sebagai refleksi, ada beberapa saran yang bisa dipertimbangkan. Bagi guru, penting untuk terus memberikan bimbingan, memastikan setiap kelompok memahami materi sebelum presentasi, dan memadukan metode jigsaw dengan strategi lain seperti kuis, diskusi terbimbing, atau studi kasus agar siswa tidak hanya aktif tetapi juga paham. Sementara itu, bagi siswa perlu adanya kesungguhan dalam mempersiapkan materi dan sikap tanggung jawab saat menjadi pemateri, karena presentasi bukan sekadar formalitas, melainkan sarana berbagi pengetahuan dengan teman-teman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun